Matikan Listrik, Satu Jam Saja - Sabtu 27 Maret , jangan lupa matikan lampu atau peralatan elektronik Anda. Tepatnya pada pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat. Menurut catatan LSM Lingkungan Internasional World Wildlife Fund atau WWF Indonesia sebanyak 1.100 kota di 92 negara menyatakan kesiapannya mengikuti kampanye global hemat listrik atau Earth Hour. Lewat program ini diharapkan dapat mengurangi emisi ataupun konsumsi listrik yang dinilai turut mempercepat pemanasan global .
Akibat pemanasan global semua samudera di dunia telah meninggi 1.5 inci. Air laut juga makin asam karena banyaknya emisi karbondioksida yang diserap. Para ahli biologi mengatakan, air yang lebih asam akan merusak karang, kerang, dan plankton, yang berdampak mengancam rantai makanan.
Musim panas dan kebakaran hutan makin parah di seluruh dunia, dari Amerika bagian barat hingga Australia. Banyak spesies-beruang kutub, kupu-kupu, dan kodok-terancam habitat dan eksistensinya. Temperatur selama 12 tahun terakhir lebih panas 0.4 derajat dibanding 12 tahun silam 1997. Itu adalah beberapa fakta dampak pemanasan global.
Hemat Konsumsi Listrik
Menurut Direktur Program Iklim dan Energi WWF Indonesia, Fitrian Ardiansyah program Earth Hour tahun ini merupakan penyelenggaraan kali keempat . Pertama kali diselenggarakan pada 2007 di Sydney, Australia. Untuk Indonesia, kampanye Earth Hour sudah dihelat dua kali. Program tersebut terbukti berjalan efektif karena berhasil mengajak 10 persen penduduk Jakarta untuk mematikan lampu serempak.
Dan sudah tentu berdampak pada pengurangan konsumsi energi listrik. “Tahun lalu catatan WWF, dibantu Perusahaan Listrik Negara, PLN, listrik yang bisa dihemat di Jakarta saja, mencapai 50 megawatt jam,” jelas Fitrian yang dihubungi lewat telepon, Rabu (17/3). Selain itu sekitar 200-an ton emisi karbondioksida bisa dihemat . Untuk tahun ini kata Fitrian di Jakarta sekitar lima bangunan secara simbolik akan dipadamkan listriknya selama satu jam. Diantaranya Gedung Balaikota Pemprov DKI, dan Gedung-gedung di kawasan pusat bisnis di Jalan Sudirman, Thamrin dan Kuningan.
Mengutip data yang dimuat dalam Situs Earth Hour WWF Indonesia, apabila 10% penduduk Jakarta berpartisipasi dalam program ini, maka dapat menghemat konsumsi listrik sebesar 300 megawatt jam. Ini artinya setara dengan mematikan 1 pembangkit listrik. Atau sama dengan menghemat lebih dari 267 pohon (1 pohon mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya)
Kritik Earth Hour
Namun program Earth Hour dinilai aktivis lingkungan, Ade Fadil yang menetap di Kalimantan lebih pas diselenggarakan di negara-negara industri. Bukan di negara-negara berkembang atau miskin seperti Indonesia. “Sebenarnya program ini lebih cocok di selenggarakan negara industry atau negara utara yang menghabiskan energi luar biasa. Di Kalimantan misalnya, saban hari sekitar 6-8 jam terjadi pemadaman listrik , Padahal Kalimantan jadi pusat bahan baku energi yang digunakan dunia hari ini,” ungkap Ade yang dihubungi melalui telepon (Rabu, 17/3)
Ade Fadil menambahkan agar penggunaan energi dimasa depan lebih adil, pemerintah di negara-negara industri diharapkan mulai mengurangi penggunaan energi, termasuk listrik . Sementara Pemerintah Indonesia diharapkan menghentikan ekspor sumber sumber energi seperti batu bara. Dari Kalimantan saja kata Ade, tercatat hampir 180 juta ton per tahun batu bara diekspor untuk memenuhi kebutuhan energi negara maju.
Meski menuai kritik, program Earth Hour atau menghemat listrik jika konsisten dilakukan akan berdampak positif bagi bumi dan seluruh penghuninya. Mari mengubah gaya hidup, menghemat listrik untuk jangka panjang.
(nokiagreenambassador.kompasiana.com )