Kamis, 01 Oktober 2020

tips Persiapan Mendaki di Masa Pandemi

Situasi pandemi seperti saat ini cukup mempersempit ruang gerak manusia di berbagai aktivitas. Bahkan aktivitas outdoor seperti pendakian gunung ikut terkena imbas, sehingga kita semua harus selalu waspada dan menjaga diri. Padahal, mendaki gunung merupakan suatu aktivitas penghilang penat bagi sebagian orang yang hobi mendaki di kala penatnya kesibukan. Beberapa jalur pendakian gunung memilih tutup demi menjaga keamanan, namun tidak sedikit yang memilih untuk tetap beroperasi dengan mewajibkan berbagai aturan yang berbeda dari biasanya.
Pendakian Lawu di Masa Pandemi
Untuk itu, kita harus mencari informasi yang detail sebelum melakukan pendakian baik sebelum berangkat menuju lokasi beskem jalur pendakian, maupun ketika kita sampai di beskem tersebut. Apa saja sih yang perlu dipersiapkan untuk melakukan pendakian di masa pandemi? Apa yang berbeda antara pendakian biasa dengan pendakian di musim pandemi kali ini?
Kali ini saya akan sedikit berbagai pengalama dari beberapa pendakian saya pada saat pandemi. Seperti yang sudah saya jelaskan tadi, hal yang paling utama adalah persiapan sebelum berangkat.

Transportasi
Di beberapa wilayah, fasilitas transportasi umum di masa seperti ini cukup terbatas, bahkan bisa jadi tidak beroperasi sama sekali. Jika menggunakan alat transportasi umum, kita harus mencari informasi terlebih dahulu bagaimana cara kita agar bisa sampai ke beskem. Apakah bus/pesawat/ kereta api tersedia, dan apakah jadwalnya rutin atau hanya di waktu tertentu saja, termasuk persyaratan untuk naik transportasi umum juga harus kita pahami. Apabila menggunakan transportasi pribadi maka lebih mempermudah ruang gerak kita dan jangan segan untuk bertanya ke penduduk setempat ketika kita bingung arah. Jangan selalu mengandalkan google maps, karena jalan di pegunungan agak berbeda dengan jalur di kota.

Informasi Buka Tutup Jalur
Sebenarnya hal yang sepele, tapi kadang masih ada pendaki yang melupakan tahapan ini. Di masa pandemi beberapa gunung memilih untuk tutup, sehingga kita harus tahu terlebih dahulu apakah gunung tersebut buka atau tidak. Sering-seringlah cari informasi baik lewat internet maupun medsos mengenai hal ini. Jangan lupa untuk mencari informasi jalur yang akan kita gunakan, karena di beberapa kasus, bisa saja gunung tersebut buka, namun di beberapa jalur pendakian mengalami penutupan. 
Contohnya adalah ketika saya mendaki gunung Sumbing di akhir Juli, dimana hanya ada satu jalur yang buka, sementara jalur yang lain masih ditutup. Begitu juga ketika mendaki Gunung Sindoro dan Lawu, pada waktu itu tidak semua jalur dibuka. 

Kuota Pendakian
Sebagian besar jalur pendakian membatasi jumlah pendaki per harinya. Ada yang hanya memberikan kuota 10 persen, 20 persen, 30, persen, atau 50 persen dari kuota regular. Untuk itu, kita harus paham berapa banyak kuota pendakian yang dibuka. Jangan lupa untuk memperkirakan waktu pendakian kalian. Pada saat weekend tentu jumlah pendaki lebih banyak dari hari biasanya, apalagi pada masa long weekend, pasti akan semakin bertambah banyak. Di Semeru kuota pendakian saat ini dibatasi hanya 20 persen saja, bahkan ketika saya mendaki sumbing, jumlah pendaki per hari maksimal hanya 50 peserta.
Selain itu, tanyakan juga apakah jalur tersebut dibuka untuk semua kalangan. Di Wonosobo, beberapa jalur hanya boleh didaki oleh orang lokal, dalam artian hanya diperbolehkan untuk kalangan warga Jawa Tengah dan Jogja. Namun ada juga yang lumayan longgar seperti di Gunung Lawu.

Persyaratan Pendakian
Kalian harus memahami persyaratan pendakian apa saja yang wajib dijalankan ketika melakukan pendakian. Setiap gunung mempunyai persyaratan yang berbeda-beda. Ketika saya mendaki gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik, terdapat beberapa persyaratan yang wajib dipatuhi antara lain, para pedaki wajib membawa alat makan sendiri baik piring, gelas, maupun sendok. Setiap pendaki wajib membawa hand sanitizer demi keamanan diri. Wajib memakai masker serta membawa masker cadangan. Jangan lupa untuk menanyakan berapa jumlah masker yang wajib dibawa. Untuk melakukan pendakian ke Semeru, masker yang wajib dibawa minimal 4 buah. 
Cek apakah perlu surat sehat serta surat jalan dari desa atau tidak. Ketika saya mendaki gunung Lawu, persyaratan di sana cukup longgar tanpa perlu menunjukkan surat sehat. Bahkan pendakian juga relatif tidak dibatasi sehingga banyak pendaki dari daerah lain yang memilih untuk mendaki gunung ini. Beberapa wilayah bahkan mewajibkan rapid tes bagi para pendaki sesuai arahan dari pemerintah setempat. Pastikan bahwa kalian dalam keadaan sehat. Jika tiba-tiba demam, sebaiknya kalian mengurungkan niat untuk mendaki. Untuk itu, kalian harus rajin berolahraga dan jangan lupa untuk minum vitamin dan suplemen kesehatan.
Sebagian besar gunung mewajibkan pendaki mengisi tenda hanya 50 persen dari kapasitas yang ada. Jadi, jika kalian membawa tenda kapasitas 4 orang maka hanya bisa digunakan untuk 2 orang saja. Begitu juga jika misalnya rombongan kalian 3 orang, maka jangan hanya membawa tenda dengan kapasitas 4 orang, tetapi harus melebihi.

Pembatasan Waktu Pendakian
Waktu saya mendaki sumbing, kita hanya dibatasi maksimal satu malam untuk menginap di tenda dengan total maksimal pendakian 2 hari 1 malam. Begitu juga untuk jumlah pendaki yang ingin menginap di beskem juga dibatasi, maksimal 50 orang per malam. Hal yang sama juga terjadi di Semeru, para pendaki hanya diperbolehkan melakukan pendakian 2D1N. Jika kalian suka mendaki di malam hari, cek kembali apakah diperbolehkan atau tidak, karena pengalaman saya mendaki Sumbing hanya diperbolehkan melakukan pendakian dari pagi hingga sore hari, dan maksimal untuk pendakian jam 5 sore. 
Pendakian di masa pandemi ini sebisa mungkin kalian meminimalisir pertukaran alat sesama rombongan. Usahakan untuk membawa dan memakai alat pribadi sendiri. Jika terpaksa bertukar, maka usahakan untuk menyemprot alat tersebut dengan disinfektan. Selain itu akan lebih nyaman jika kita mencari jalur yang relatif sepi agar meminimalisisr kontak fisik dengan pendaki lain. Yang terpenting, jangan lupa untuk selalu menjaga jarak agar kita tetap aman dan terhindar dari virus corona. Semoga kita selalu menjaga diri agar tetap sehat dan bisa beraktivitas dengan baik.