Naik pesawat bukanlah suatu hal yang mesti ditakutkan bagi kita semua. Gak jauh beda ama naik kapal, mobil, dan lainnya. Bagi yang baru pertama kali, naik pesawat bisa saja menjadi hal yang ditakutkan karena merasa canggung entah takut ketinggian, masih awam dengan prosedur cara naik pesawat, atau bingung bagaimana nanti begitu sampai di tujuan. Mungkin seperti itulah pengalaman yang saya rasakan ketika pertama kali naik pesawat, ketika harus berangkat sendirian di dalam penerbangan yang untuk pertama kalinya. Berbagai pikiran timbul di kepala entah cara check in, bagaimana mengurus bagasi, dan berbagai administrasi lainnya.
Hilir-Mudik Para Penumpang di Bandara NYIA |
Namun bukan itu yang akan saya bahas di sini. Kali ini saya akan berbagi cerita dan berbagi tips naik pesawat di masa pandemi. Karena tidak sedikit orang yang takut adanya kerumunan, takut bersentuhan, bahkan takut keluar rumah dengan adanya corona yang menyebar di berbagai negara di dunia. Saya turut hal tersebut ketika pertama kali akan naik pesawat di masa pandemi ini. Untuk itu, saya akan berbagi pengalaman karena saya yakin banyak yang megalami hal serupa. Bahkan pengalaman ini lebih menakutkan bagi saya dibandingkan pengalama pertama naik pesawat. Bukan pada saat keberangkatan ke lokasi tujuan, namun ketakutan pada masa persiapan menjelang penerbangan.
Ada beberapa hal yang harus kalian persiapkan apabila ingin naik pesawat pada masa pandemi. Pertama, cari informasi persyaratan yang harus dipenuhi di lokasi tujuan. Umumnya sebagian besar bandara hanya mempersyaratkan bukti rapid tes yang menunjukkan bahwa kalian sehat dan non reaktif melalui hasil rapid. Namun ada juga bandara yang mewajibkan pengunjung melakukan tes swab. Jika hal itu diwajibkan, maka mau tak mau kalian harus melakukan tes swab karena jika hanya sekedar tes rapid persyaratan tersebut otomatis akan ditolak dan kalian perjalanan kalian menjadi terkendala. Teman saya pernah mengalami hal ini ketika akan melakukan penerbangan ke wilayah Papua. Untuk tiba di tujuan, para pengunjung wajib menyertakan bukti tes swab karena pada saat itu kasus di sana relatif tinggi. Begitu juga pengalaman teman lain yang harus melakukan swab tes ketika melakukan perjalanan ke Aceh.
Di beberapa bandara terdapat fasilitas tes rapid di tempat, namun lebih baik jika kalian mempersiapkan rapid tes beberapa hari sebelum keberangkatan. Biaya rapid tes cukup variatif tergantung lokasi dan kebutuhan. Namun untuk persyaratan penerbangan kalian sebaiknya tidak sekedar menunjukkan bukti hasil rapid semata, tetapi juga disertai surat keterangan dari dokter setempat yang menyatakan bahwa hasil rapid kalian non reaktif/ negatif. Jika ingin lebih aman sebaiknya melakukan tes di lokasi yang kredibel dan terkenal. Pastikan nama, tanggal tes, serta identitas kalian sesuai agar tidak ada permasalahan. Di Jakarta petugas akan menanyakan secara detail bukti persyaratan yang dibutuhkan. Bahkan petugas tidak segan-segan untuk menelpon lokasi tempat tes kalian untuk memastikan bahwa lokasi tes benar-benat valid. Jangan lupa cek masa aktif hasil tes kalian karena kebijakan bisa saja berubah. Apakah bukti tes tersebut hanya bisa digunakan untuk 3 hari, 1 minggu, atau lebih. Terakhir pemerintah memberi kelonggaran jika hasil rapid tes dapat digunakan hingga 2 minggu untuk penerbangan, sehingga tidak masalah jika kalian melakukan rapid tes jauh hari sebelum keberangkatan. Jika harus melakkan swab tes, periksalah jauh-hari sebelum keberangkatan dengan menyesuaikan perkiraan tanggal keberangkatan. Swab tes berbeda dengan rapid, dan hasilnya baru keluar sekitar 3 hari bahkan lebih, tergantung daerah kalian masing-masing. Untuk itu, kalian jangan melakukan swab mendekati hari keberangkatan.
Pastikan kondisi tubuh kalian dalam keadaan sehat. Ini merupakan bagian yang paling saya takutkan. Meski selama ini terlihat sehat, saya selalu khawatir apabila kondisi tubuh saya tiba-tiba panas menjelang tes rapid. Makanya, persiapkan mental kalian dan jangan lupa untuk menjaga kesehatan agar tetap fit sebelum melakukan pengecekan baik olahraga teratur, minum suplemen vitamin, dan kegiatan lain yang dapat menunjang kesehatan kalian.
Jika kalian bepergian untuk urusan tugas, maka persiapkan surat tugas kalian sebagai bukti ketika akan melakukan penerbangan. Surat ini sangat penting dan cukup membantu kalian di masa pandemi ini demi memperlancar urusan administrasi dan persyaratan lain, sehingga kalian tidak terlalu banyak dicecar pertanyaan. Jelaskan pula tujuan kalian serta berbagai hal penting yang dapat membantu kelancaran dalam pengecekan berkas. Persiapkan APD yang dibutuhkan, yang sekiranya sesuai dan biasa kalian bawa seperti masker, faceshield, atau hand sanitizer. Jika perlu, kalian bisa membawa keperluan lain seperti antiseptik, sarung tangan, bahkan alcohol. Cek juga maskapai penerbangan kalian, apakah bisa memesan tempat duduk yang sosial distancing atau tidak. Ada beberapa maskapai yang menyediakan fasilitas tersebut sehingga kursi di samping kalian dapat dikosongkan seperti pengalaman saya ketika bepergian ke luar Jawa. Namun apabila fasilitas ini tidak tersedia, kalian harus menjaga diri, minimalisir sentuhan, dan kalau bisa, tahan bersin atau batuk selama di pesawat.
Sebaiknya kalian tiba di bandara 3 jam sebelum keberangkatan agar lebih nyaman, karena di jam-jam sibuk pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama baik untuk pengecekan dokumen maupun antrian dalam proses check in. Jangan malu untuk menanyakan porsedur check in di bandara, karena setiap bandara mempunyai kebijakan yang berbeda beda. Pengalaman saya ketika di Jogja, begitu masuk rungan bandara langsung menuju lokasi pengecekan dokumen rapid, lalu masuk ke dalam lagi untuk proses check in dengan alur yang tertata. Kemudian baru mengisi data eHAC setelah kita memperoleh nomor kursi tempat duduk. Namun ketika di Pontianak, saya harus mengisi eHAC dan pemeriksaan dokumen, baru bisa check in. Jika tidak sesuai alur, maka petugas tidak mau memprosesnya.
Sebaiknya kalian mendownload registrasi aplikasi eHAC sebelum keberangkatan, karena tidak sedikit yang bermasalah ketika melakukan registrasi, dan harus dilakukan beberapa kali. Beberapa data yang harus diisi seperti nomor tempat duduk, alamat awal dan alamat tujuan, tujuan keberangkatan, dan beberapa hal terkait data diri. Petugas akan melakukan pengecekan data kalian di bandara terakhir sebelum keluar melalui scan barcode, dan jika kalian belum mengisi, maka kalian harus mengisi data secara manual di bandara tujuan, sehingga cek dengan teliti apakah data yang kalian isi sudah benar-benar terkirim. Persiapkan juga paket data yang terjangkau di berbagai wilayah, karena di beberapa bandara hanya terdapat sinyal tertentu.
Semoga kalian semua sehat, dapat bepergian seperti sedia kala dengan aman, sehat, dan terhindar dari corona, dan semoga pandemi ini segera berakhir agar kita bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala.
Selamat bepergian kawan…