Kompas adalah alat penunjuk arah pada bidang datar, untuk mengetahui arah utara magnetis. Jarum kompas selalu menunjuk ke arah kutub magnetis bumi, yang kemudian disebut utara magnet/ magnetic north (UM/MN), dengan titik sasarannya yang disebut dengan sudut kompas.
![]() |
kompas |
Kompas bekerja berdasarkan medan magnet, dan mampu menunjukkan dengan tepat kedudukan dari kutub-kutub magnet bumi. Hal ini terjadi apabila dalam pemakaian kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet atau medan listrik serta benda-benda yang mengandung unsur logam. Pada umumnya, kompas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a.Badan kompas, merupakan tempat komponen-komponen kompas lain berada
b.Jarum kompas, yang selalu menunjuk arah kutub utara dan selatan magnet bumi
c.Skala penunjuk, menunjukkan bagian derajat arah mata angin dan skala derajat
Macam-Macam Kompas
Pada dasarnya, jenis kompas ada berbagai macam, namun berdasarkan fungsinya,terdapat 2 macam kompas, yaitu :
Kompas bidik, merupakan kompas yang digunakan untuk mengetahui azimuth suatu benda dari tempat kita berada dengan cara membidik. Kompas yang mudah digunakan untuk membidik sasaran, namun dalam penggunaannya membutuhkan peta, penggaris, dan protacktor sebagai intepretasi dari hasil yang di bidik . Misalnya, kompas prisma.
![]() |
contoh kompas bidik |
Kompas orienteering, merupakan kompas yang digunakan untuk melakukan suatu kegiatan orientasi, baik orientasi peta maupun orientasi medan perjalanan. Misalnya, kompas silva. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta.
![]() |
contoh kompas orientering |
Kompas yang baik adalah kompas yang memiliki tingkat keakurasian yang tinggi terhadap derajatnya, jarum penunjuk arah stabil, dan pada ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.
Pemakaian Kompas
Kompas dipakai dengan posisis horizontal, sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam pemakaiannya, perlu dijauhkan dari benda-benda yang mengandung unsur logam, karena bisa mempengaruhi jarum kompas, sehingga tingkat keakurasiannya akan berkurang. Adapun cara penggunaan kompas :
- Pertama, kita hilangkan gangguan lokal yang dapat mengganggu kinerja kompas.
- Kita atur kedudukan kompas, agar benar-benar pada posisi mendatar (horisontal) sesuai dengan arah garis medan magnet bumi.
- Orientasikan arah kompas ke sasaran yang dituju
- Bidik sasaran secara tepat dengan melihat posisi kompas (mendatar) melalui celah pembidik, garis rambut, dan obyek garis lintasan harus berada pada satu garis lurus, agar didapat derajat yang sebenarnya.
- Baca skala derajat penyimpangan antara kutub utara dengan garis lintasan yang ditunjuk jarum kompas dengan benar.
- Sudut penyimpangan tersebut merupakan besaran sudut kompas yang kita cari.
Sudut kompas atau disebut juga dengan azimuth besarnya dihitung searah dengan jarum jam. Ada 3 macam azimuth, yaitu:
Azimuth sebenarnya, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran
Azimuth magnetis, yaitu besaran sudut yang dibentuk antara utara magnetis dengan titik sasaran
Azimuth peta, yaitu besaran sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
Back azimuth adalah besaran sudut ke belakang, sebagai kebalikan dari azimuth. Cara menentukan back azimuth yaitu :
Jika azimuth (X°) kurang dari 180°, maka ditambah 180°.
Jika azimuth (X°) lebih dari 180°, maka dikurangi 180°.
Bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
Adapun, fungsi back azimuth yaitu untuk mengoreksi arah litasan agar kita tetap berada pada satu garis lurus, dan juga untuk mempermudah kita dalam melakukan resection.
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
adventure
- Pendakian Gunung Merbabu via Selo di Masa Pandemi
- tips Persiapan Mendaki di Masa Pandemi
- Teknik Navigasi Darat (Bag 5) Menentukan Arah Tanpa Kompas dan Memperkirakan Cuaca
- Teknik Navigasi Darat (Bag 2) Mengenal Peta
- Teknik Navigasi Darat (Bag 4) Teknik Peta dan Kompas
- Teknik Navigasi Darat
- Menikmati Suasana Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho
- Pendakian Gunung Kembang, Belajar Pentingnya Pendakian Edukatif
- Hidup Berdampingan, Berdamai Dengan OPM
- Pendakian Gunung Argopuro Via Baderan-Bremi
- “Ekspedisi 100 Hari di Puncak Gunung Merbabu” ngobrol-ngobrol langsung dengan mereka
- Refleksi 2016, Sudut Pandang Seorang Petualang
- Wisata ke Majalengka
- Saumlaki, Maluku Tenggara Barat
- Puncak Becici
- Wisata ke Belitung
- Jalan-Jalan ke Tanjung Puting
- Masyarakat Papua, Belum Begitu Membutuhkan Uang
- Kurullu, The Beauty of Wamena
- Singgah ke Kampung RKI (Rumah Kayu Indonesia)
- Trip Rinjani (part2)
- Krakatau
- Situs Budaya “Watu Dhukun” (Batu Purbakala)
- Desa Ranggu, Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat
Catatan
- Padat Karya Tunai Desa
- Tips Naik Pesawat di Masa Pandemi
- Wisuda di Masa Pandemi (unfogottable moment), Sebuah Wisuda yang Gak Disengaja
- Teknik Navigasi Darat
- Menikmati Suasana Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho
- Pendakian Gunung Kembang, Belajar Pentingnya Pendakian Edukatif
- Tuhan dalam Secangkir Kopi 'sebuah resensi'
- Pendakian Gunung Argopuro Via Baderan-Bremi
- Resensi Buku: Literatur Keislaman Generasi Millenial; Transmisi, Apropriasi, dan Kontestasi
- Mardigu W.P. "Jangan Pernah Berkata Saya Tidak Pernah Memperingatkan Anda"
- UGM VS UNY Kuat-Kuatan Berdiam Diri Terhadap Kemacetan Di Simpang Selokan
- Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah, sebuah resensi buku M.Quraish Shihab
- “Ekspedisi 100 Hari di Puncak Gunung Merbabu” ngobrol-ngobrol langsung dengan mereka
- Refleksi 2016, Sudut Pandang Seorang Petualang
- Masjid Tua Palopo
- Cahaya Dari Timur - Beta Maluku
- Berkaca Pada JBR Kemarin, Mari Kita Tertibkan Konvoi Motor di Jogja ke Depan
- BPJS KESEHATAN : JANGAN HANYA POMOSI, PERBAIKI JUGA SISTEM DI DALAMNYA
- Berwisata ke Lahat dan Pagaralam
- Pertama Kali ke Sumatera Selatan
- Ambulance Yang Tersandera
- BSM (Bantuan Siswa Miskin)
- Singgah ke Kampung RKI (Rumah Kayu Indonesia)
- PULANG
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan pembaca berkomentar dengan santun untuk memberikan saran dan masukan kepada kami, terimakasih.