Sisi Lain Wamena - Menelisik
para penjual di Wamena, ternyata omset di sini lumayan gede. Makanya, banyak
para pendatang yang mencari nafkah sesuap nasi di sini. Mayoritas pedagang di
sini adalah para pendatang, dan kebanyakan dari Jawa, khususnya Jawa Timur(an)..
Segala sesuatu di sini mahal, karena akses ke kota ini hanyalah melalui udara.
Gorengan yang di Jawa harga per bijinya 500 rupiah, di sini 1.000-2.000 rupiah. Omset sehari
gak mati pasti selalu di atas 1 juta,
bahkan sekitar 5 jutaan. Penjual gorengan di kota ini
selalu ramai akan pembeli. Jika di Jawa, biasanya orang beli gorengan sekitar
5-10 ribu, maka di sini hal biasa orang beli gorengan 20,30,atau 50 ribu. Itu
hal yang biasa. Begitu juga dengan makan. Standar makan di sini, 25-30 ribu.
Foto Bersama Bang Ody (Pemilik Nayak) dan Staf Distrik Yogosem, Kabupaten Yahukimo |
Belum
lagi jika kalian kebiasaan makan sambil pesen minum, seperti orang Jawa pada
umumnya. Jika di Jawa, makan sekalian sama minumnya, kita bayar 10 ribu masih dapat
kembalian, maka jika kita makan di sini, harga makan seperti di atas (25-30 ribu).
Itu baru makannya, jika ditambah dengan minuman, makan teh anget,es teh, ato
jeruk yang di Jogja harganya seribu perak, di sini harganya 10-15 ribu ribu.
Tinggal ditambah dan dikalikan saja, jika kalian makan 3 kali sehari di sini.
Begitu
juga jika kalian berbelanja. Uang 500
rupiah, yang di Jogja masih cukup berharga, di sini sudah tidak ada artinya.
Saya aja, beli di swalayan, habis 28.500 rupiah, maka kembalianya hanya 1.000
rupiah. Masih mending, kadang jika sisa 1000 rupiah, maka kembaliannya berupa
permen 3 biji. Seperti itulah perekonomian di kota ini. Namun, jika temen2 beli
sebangsa rokok, maka harganya relatif stabil, karena selisihnya sama di Jawa,
paling cuman 1.000 perak. Masalah internet di sini, per jam sekitar 12 ribu, dan itupun
leletnya minta ampun, apalagi bagi kalian yang biasa nge-net di Jawa, pasti
pertama kali ngenet di sini rasanya guemess.
Orang
sini, kebanyakan malah jualan seperti di pasar, jualan pinang, ikan, maupun
sayuran. Sangat jarang orang sini berjualan dengan kilo-kiloan. Ikan misalnya,
maka harganya per ikat, dan satu ikat/renteng isinya berbeda-beda. Harganya pun
semau mereka. Biasanya menyebutkan harga genap, seperti 100,200, atau 300 ribu. Begitu juga dengan
sayur maupun bumbu-bumbuan. Lombok/bawang misalnya, maka harganya per tumpuk.
Satu tumpuk, yang hanya satu genggam, harganya genap. Kalo gak 10, mereka
bilang 20 ribu.
Pun begitu, harga bensin per liter di sini, memang
mahal daripada di tempat-tempat lain. Jika tempat lain harga per liter 4.500
perak, dan jika terjadi sedikit kelangkaan saja maka akan banyak yang mendemo.
Harga 20 ribu rupiah per liter di sini adalah harga yang wajar, dan masalah
kelangkaan itu hal yang biasa. Biasanya, penjual eceran akan menjual bensinya
seharga 95 ribu per jerigen isi 5 liter. Jangan takut tidak akan laku, karena
harga segitu adalah harga umum, yang biasa dibeli oleh para supir angkot.
Begitulah
sekelumit perekonomian di Wamena sini. Bagi kalian yang berasal dari Jawa, jangan
takut, karna di sini banyak penjual dari Jawa, dan makanan khas Jawa. Pun
begitu, angka kriminalitas di sini cukup tinggi, makanya para penjual di sini
harus selalu waspada.
Jangan
heran, jika di setiap pojokan terdapat warna merah yang mirip darah. Itu
hanyalah ludah dari para pemakan pinang. Orang Wamena mayoritas suka mengunyah
pinang, walaupun di sini tidak ada pohon pinang. Gak laki, perempuan, tua,
muda, bahkan anak kecilpun suka makan (mengunyah) pinang. Jadi, orang sini suka merokok,
makan pinang, dan kalau makan pasti dengan porsi yang besar.
Selain itu, seperti di daerah-daerah lain, orang
pegunungan biasanya jarang berada di rumah jika sedang punya uang. Mereka akan
pergi, foya-foya, mabuk-mabukan, dan bahkan biasa tidur di jalanan. Namun, jika
mereka sedang tidak punya uang, mereka malah akan berada di rumah, ataupun
bekerja di ladang.
Hampir
semua pinang didatangkan dari Jayapura. Harga pinang dihitung per tumpuk.
Setumpuk pinang dijual dengan harga 5,10, atau 20 ribu. Setumpuk pinang seharga
5 ribu misalnya, berisi 3-5 butir pinang plus batang sere. Jika kalian baru
pertama kali mencoba, makan akan terasa aneh, dan agak "jijik".
Namun, jika sudah keseringan, maka bisa ketagihan, seperti halnya orang
merokok. Bagi yang sudah terbiasa, maka dia tidak akan banyak meludah, tetapi
mulutnya selalu bergerak (mengunyah teruss), dan baru setelah terasa puas, sisanya
diludahkan. jika terbiasa makan pinang, maka gigi kita terasa keset, walaupun
berwarna merah. Makanya, orang sini jarang (bahkan sangat jarang) menggosok
gigi.
Oleh-oleh
khas Papua? Banyak, ada noken, koteka, kalung kasuari, taring babi, kapak
batu, gelang (mirip rotan), buah merah, patung, panah, dan masih banyak lagi. Di
Wamena, kita bisa beli oleh-oleh di Pasar Baru. Namun saya sarankan lebih baik beli
di galeri-galeri Papua, karena selain harganya relatif standar, barangnya pun
lumayan komplit. Namun, biasanya jika kita pergi ke Papua, orang akan nitip
oleh-oleh sarang semut. Sarang semut berguna untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Yang paling sering adalah penyakit asam urat. Jika dijual ke Jawa
misalnya, maka harganya sangat mahal. Untuk itu, bagi anda yang ke sini, jangan
lupa beli oleh-oleh sarang semut.
Bagi kalian yang belum pernah ke sini, jangan
heran jika harga airport tax yang tertera hanya 11 ribu, maka uang kalian bayar
adalah 15 ribu, tanpa kembali, dan jika dikasih uang pas 11 ribu, ternyata
mereka mintanya 15 ribu. Begitu pula jika kalian ber-2 misalnya, maka uang yang
harus kalian bayar adalah 30 ribu.
Untuk
masalah kognitif, jangan heran kalau orang-orang di sini rata-rata sangat
rendah dalam berhitung. Seperti pada saat saya mencoba melakukan pengurangan
misalnya, 100-7 hasilnya berapa, dikurangi 7 lagi hasilnya berapa. Dari 50
orang lebih, hanya 1 saja yang bisa menjawab dengan tepat. Itupun, proses
berpikirnya sangat lama. Orang-orang yang dianggap pintar di sini, seperti
juara kecamatan, guru, maupun kepala sekolah menjawab dengan salah, meskipun
mereka menjawabnya sangat yakin. Namun, untuk daya ingatan, rata-rata masih
bisa, walaupun hanya mengingat sekitar 3-5 jawaban dari 10 soal yang saya
tanyakan.
Wamena,
IFLS 2012. Juni-Juli 2012
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan pembaca berkomentar dengan santun untuk memberikan saran dan masukan kepada kami, terimakasih.