Minggu, 13 Juni 2021

Pendakian Gunung Merbabu via Selo di Masa Pandemi

Siapa sih yang gak kangen ama Gunung Merbabu? Di wilayah Jawa Tengah Merbabu menjadi  salah satu gunung incaran para pendaki yang hobi menikmati alam di atas ketinggian. Tentunya, ada beberapa kelebihan yang membuat gunung ini menjadi dambaan para pendaki seperti adanya stok air melimpah di pos 2 Merbabu via Wekas, indahnya panorama landscape geger sapi di Merbabu via Suwanting, atau hamparan Padang Sabana yang menjadi tujuan para pendaki ketika kita naik lewat jalur Selo. Yang terakhir ini menjadi jalur terfavorit dan selalu membludak di tiap weekend sebelum akhirnya tutup di tahun 2019 lalu.

Meski sempat buka selama sebulan di awal pandemi, pengelola memutuskan untuk menutup kembali jalur Selo cukup lama. Beberapa kali terdengan isu bahwa jalur ini akan buka meski sampai sekarang belum ada kejelasan. Meski jalur Selo sementara waktu masih tutup, pertengahan Juni ini beberapa jalur lain sudah mulai dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat setelah adanya kajian mendalam oleh pengelola Taman Nasional Gunung Merbabu. Kabar ini tentu menjadi angin segar bagi para pendaki setelah menunggu sekian lama untuk merasakan keindahan alamnya yang cukup mempesona. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan diketahui, agar pendakian kalian berjalan lancar.

Daftar online

Untuk melakukan pendakian Merbabu, kalian harus mendaftarkan diri secara online di lamannya Taman Nasional Gunung Merbabu. Setelah itu, kalian bisa pilih menu booking online dan pilih jalur pendakian Selo, di situ terdapat informasi pendakian yang dibutuhkan. Jangan lupa cek kuota terlebih dahulu untuk memastikan ketersediaan kuota pendakian sesuai hari dan jumlah rombongan. Selanjutnya kalian bisa mendaftar dengan menyetujui segala persyaratan yang ada, lalu mengsi formulir pendaftaran secara lengkap. Terakhir, kalian akan mendapatkan bukti booking yang akan dikirimkan melalui email yang didaftarkan. Jangan lupa simpan bukti tersebut karena akan digunakan pada saat registrasi ulang sebelum pendakian.

Menurut informasi dari pengelola taman nasional, para pendaki tidak diperkenankan melakukan solo hiking, namun harus secara beregu dengan minimal 3 orang di setiap rombongan. Ini bertujuan agar ketua rombongan benar-benar menjaga timnya agar dan tidak bergantung pada rombongan lain ketika terjadi kecelakaan di salah satu anggotanya. Berkaca dari pengalaman di beberapa gunung berbeda terkait adanya laporan kecelakaan yang hanya menitip kepada rombongan lain, pengelola taman nasional ini ingin agar setiap rombongan pendaki sudah siap dan dapat memanejemen timnya secara mandiri. Pada masa pandemi ini, ini kuota pendakian masih dibatasi sekitar 30 persendari total kuota yang ada. Sama halnya dengan beberapa gunung lainnya, pembatasan kuota ini bertujuan untuk meminimalisir penyebaran virus corona meskipun sebagian besar orang sudah mulai melakukan vaksin.

Setelah melakukan pendaftaran secara online, pendaki wajib melakukan registrasi ulang begitu tiba di beskem pendakian. Tunjukan Bukti Booking ke petugas jalur pendakian untuk dilakukan Scan QR Code dan validasi data. Registrasi ulang cukup dilakukan oleh ketua rombongan, lalu melakukan pembayaran di loket bagian atas. Ketua rombongan akan diberikan gelang RFID yang berfungsi untuk memonitor pergerakan pendaki. Ketika rombongan sudah tiba di Sabana 1 misalnya, maka gelang RFID akan menyala sehingga pergerakan ini dapat terdeteksi oleh petugas. Gelang ini juga berguna bagi petugas untuk memonitor secara cepat ketika terjadi suatu kecelakaan selama pendakian. Namun begitu turun pendaki harus mengembalikan gelang tersebut agar tidak terkena denda.

Ketua rombongan diminta untuk mengisi checklist peralatan semua anggota dan dicek satu per satu oleh petugas sebelum kalian melakukan pendakian. Untuk itu, catat sedetail mungkin peralatan yang kalian bawa dan jangan membawa peralatan yang dilarang seperti speaker, tsu basah, dan lainnya. Jangan lupa bawa turun sampahmu, jangan ditinggal di atas agar Merbabu tetap asri.

Saat ini para pendaki hanya diperkenankan untuk melakukan pendakian maksimal 2 hari 1 malam di camp yang telah disediakan dan kalian juga tidak diperkenankan untuk melakukan pendakian lintas jalur. Untuk itu kalian harus naik dan turun melalui jalur yang sama. Bagi yang ingin mendaki Merbabu ini kalian diwajibkan menyerahkan bukti rapid antigen / genose terlebih dahulu (meski aturan ini masih banyak menuai pro-kontra di antara para pendaki). Seperti aturan dalam perjalanan, masa berlaku rapid hanya 1x24 jam. Untuk itu, persiapkan dengan baik pendakian kalian agar segala urusan berjalan denga lancar.


Adanya HM (Hektometer) Penanda Jalur Pendakian

Pal HM merupakan sebuah penanda bagi pendaki agar tidak tersesat. Tugu atau pal ini ditanam di sepanjang jalur pendakian dengan jarak antar tugu sejauh 100 meter, dimulai dari titik start/ resort yang betuliskan HM-00 hingga puncak. Dengan adanya pal HM maka kalian tidak perlu khawatir akan tersesat, tidak perlu bingung sudah sejauh mana jalur yang sudah dilalui atau masih berapa jauh lagi pos selanjutnya. Cukup mengingat penanda pal HM di setiap pos, maka kalian sudah bisa memperkirakan dengan gampang berapa jauh lagi kalian harus berjalan menuju tujuan berikutnya. Pal HM ini juga diberi scotlight agar menyala di malam hari ketika terkena sorot. Dengan cat warna oren menyala, tugu ini dapat terlihat ketika terkena sinar di malam hari. Jika kalian masih menemukan pal tersebut, berarti kalian sudah berjalan sesuai trek yang ada.

Total ada sekitar 53 pal di jalur Selo ini. Itu menunjukkan bahwa jarak tempuh pendakian dari titik start menuju puncak sekitar 5600 meter. Namun, menurut pengelola sendiri pengukuran jarak antar tugu menggunakan strava, sehingga mempunyai plus minus tersendiri apabila dibandingan dengan pengukuran secara manual menggunakan rol ataupun pengukuran menggunakan GPS hand.


Terdapat Perubahan Rute Pendakian

Di beberapa jalur terdapat perubahan rute pendakian karena terkikisnya jalur pendakian. Kebakaran yang melanda di tahun 2019 lalu membuat jalur menjadi gersang dan ketika hujan, air langsung mengucur turun melalui jalur karena minimnya resapan. Yang paling terlihat adalah rute dari pos 2 menuju pos 3 yang sebelumnya melewati jalur tengah lalu menanjak terjal saat akan menjangkau pos 3, kini dibuat rute baru di sebelah kiri. Di jalur baru ini, kita akan melewati lereng bukit namun lebih landai bila dibandingkan dengan jalur sebelumnya. Melalui jalur baru ini kita bisa melihat jalur lama yang legok akibat kebakaran, serta luasnya sabana di jalur lama yang cukup indah.


Pemasangan CCTV di Sabana 1

Sabana 1 merupakan camp favorit bagi para pendaki dengan lokasi yang cUkup nyaman, luas, serta keindahan panorama pemandangan di sekitarnya. Di sini kita dapat melihat puncak Merbabu di pagi hari termasuk indahnya Puncak Merapi dari arah sebaliknya. Terdapat alat deteksi RFID serta kamera CCTV yang berada di atas menara kecil di tengah-tengah lokasi tenda. Dengan kamera CCTV ini, patugas dapat memantau dengan mudah pergerakan pendaki termasuk mendeteksi ketika terjadi kebakaran di sekitar area camp. Jalur menuju puncak tidak begitu banyak perubahan dari sebelumnya, dengan keindahan panorama yang masih tetap terjaga. Selesai melakukan pendakian, petugas akan mengecek rombongan serta cek barang bawaan kalian untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal maupun sebaliknya. Jangan lupa bawa turun sampahmu.

Bagi kalian yang sudah kangen dengan jalur ini, segera persiapkan persyaratan begitu buka, angkat carriermu menuju hijaunya sabana, dan marilah mendaki dengan bijak…


Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!

1 komentar:

Silahkan pembaca berkomentar dengan santun untuk memberikan saran dan masukan kepada kami, terimakasih.