Simulasi Penanggulangan Bencana Banjir - Banjir… banjir… banjir… terdengar teriakan dari warga yang panic karena
banjir dating menyelimuti perkampungan mereka. Bersamaan itu, suara kentongan saling
bersahut-sahutan. Tak berapa lama, regu penolong yang beranggotakan anak-anak Mapalaska
dating mengevakuasi korban menggunakan perahu karet, baik ibu hamil yang
terjebak banjir, orang yang hanyut terbawa arus banjir, korban pingsan, maupun korban
yang meninggal. Kemudian dibantu oleh warga sekitar dan tim PMI, korban diungsikan
ke tempat yang lebih aman.
Suasana
seperti itu hanyalah simulasi penanggulangan banjir, yang diadakan oleh BKM Kelurahan
Prenggan, bekerja sama dengan JRF (Java
Reconstruction Fund), dan Dinas Pekerjaan Umum. Ikut terlibat di dalamnya antara
lain warga Kelurahan Prenggan, TNI, Kepolisian, PMI Jogja, dan Walhi Jogja
(yang diwakili oleh anak-anak Mapalaska). Kegiatan ini dilakukan 2 kali, yaitu pada
Hari Sabtu dan Minggu.
Gladi
resik dilakukan pada hari Sabtu, 2 Maret 2011. Pertama kita Portaging terlebih dahulu dari Walhi sampai
ke sungai Gajah Wong, yang letaknya sekitar 500 meter dari Walhi. Personil pada
hari itu hanya 3 orang, yaitu Go-Blank, Bonte, dan Nana, dibantu oleh Papi
(Sulis), sehingga untuk operasional cukup menguras banyak tenaga. Gladi resik baru dimulai sekitar pukul 15.00 WIB. Ada
beberapa adegan dan pelaku di situ. Mulai dari pemeran sebagai korban, tim penolong,
polisi, TNI, koramil, maupun pemeran sebagai pencuri di kala sepi. Tim Mapalaska
sendiri berperan sebagai tim penolong. Untuk adegan yang pertama, kita menemukan
orang pingsan di tepian, dan ada ibu-ibu hamil yang terjebak pada saat banjir.
Kemudian kita evakuasi, hingga ketepian, dan dibantu warga, juga tim PMI, korban
dibawa ke tempat yang aman. Untuk adegan yang kedua, kita mengevakuasi 2 mayat
yang terapung di aliran banjir, dan juga ada 2 warga yang minta tolong karena terbawa
arus banjir. Adegan kedua ini, cukup berat, karena perahu terasa penuh, terisi oleh
orang cukup banyak. Selain itu, mayat yang dibopong terasa lumayan berat.
Adegan
yang terakhir adalah menyelamatkan 2 warga yang hanyut di sungai. Untuk adegan
yang ketiga ini kita tidak menggunakan perahu, namun cukup melemparkan throwing bag untuk kemudian membawa korban
menepi. Adegan-adegan tadi tidak hanya dilakukan sekali saja, namun secara berulang-ulang.
Setelah semuanya selesai, kita evaluasi sebentar untuk tindak lanjut esok hari,
disertai makan snack yang telah disediakan oleh panitia.
Di
hari Minggu, kita awali seperti biasa, yaitu portaging dari Walhi menuju ke TKP. Portagging kali ini agak mendingan dari sebelumnya, dikarenakan ada
tambahan personil, yaitu mas Zen dari Walhi. Tidak seperti hari sebelumnya,
hari ini warga terlihat lebih banyak. Selain itu, tamu undangan yang hadir juga
banyak, baik dari TNI, Polisi, lurah-lurah se-Kota Gede, maupun dari jajaranWalikota.
Pukul
15.00 WIB, acara pembukaan dimulai, diawali oleh sambutan-sambutan. Sambutan terakhir
yaitu dari Pak Wakil Walikota (karena Pak Walikota sedang ke Suriname)
sekaligus memukul kentongan, yang diikuti pemukulan kentongan oleh masyarakat
yang bertugas di poskamling. Warga merasa panik, karena ada banjir datang. Tak berapa
lama, tim penolong dari Mapalaska (Nana, Go-Blank, Bonte, dan Mas Zen) dating menolong
korban. Untuk simulasi yang kedua ini kami agak kuwalahan, karena koordinasinya
kurang maksimal, dan tidak sesuai dengan scenario pertama. Selain itu, dari tim
skenario, yang menempatkan titik sebanyak 8 korban, sedangkan perahu hanya satu,
membuat kami cukup berusaha keras untuk bolak-balik mengevakuasi korban.
Namun,
secara keseluruhan itu semua dapat teratasi. Terlihat, simulasi bagian kami
yang dilihat oleh cukup banyak warga, yang cukup antusias untuk menyaksikannya,
juga Pak Wakil Walikota Jogja. Setelah korban diangkut ketempat yang aman,
giliran PMI yang bertugas untuk menanganinya.
Bersamaan
dengan selesainya simulasi, maka sekaligus diadakan upacara penutupan di
Lapangan, dengan suasana hujan yang cukup deras. Alhamdulillah, semua dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya simulasi
seperti ini, maka diharapkan warga sekitar dapat lebih tanggap dalam hal pengurangan
resiko bencana, khususnya bencana banjir, sehingga jumlah korban dapat diminimalisir.
Juga pada semua tim yang mengikuti, agar dapat menambah skil ldalam penanggulangan bencana agar lebih sigap jika terjadi bencana
sewaktu waktu.
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan pembaca berkomentar dengan santun untuk memberikan saran dan masukan kepada kami, terimakasih.