Para Pendaki Rinjani |
Pendakian Rinjani - Hari semakin dekat, menjemput masanya. Masa yang selama ini ditunggu-tunggu oleh para pecinta alam yang ingin melihat kemolekan sebuah maha karya sang pencipta, kata pujangga, sungguh indah pikiran ini membayangkannya, walaupun mata belum pernah menembusnya. Indah, cantik, dan menyejukkan hati. Ya, Gunung Rinjani, Gunung yang menjadi dambaan para petualang untuk menjejakkan kaki di sana.
Rabu, 27 April 2011
Pagi, jam 06.00 WIB kami bersiap-siap menuju ke stasiun Lempuyangan, stasiun yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UIN. Sampai di stasiun , sudah ada Papi di sana, senior Mapalaska (alumni red) Setelah berkumpul semuanya, kami masuk stasiun untuk menaiki kereta yang telah lama menunggu, siap-siap untuk jalan. Sebelum naik kereta, kami berfoto-foto sebentar sebagai salah satu dokumentasi perjalanan kami, perjalanan yang pastinya akan cukup melelahkan. Perjalanan kereta kami ini dimulai tepat pukul 07.30 WIB.
Santai tapi pasti, tidak terjebak macet, ekonomis, sekaligus sedikit gratis. Ya,, itulah kereta ekonomi yang sangat terjangkau oleh rakyat, khususnya kalangan bawah, termasuk juga kami, para mahasiswa yang keterbatasan dana, namun, mempunyai keinginan kuat untuk melangkah. Kami duduk berada di gerbong bertuliskan K3-787 08, kelas ekonomi dengan 106 penumpang. Begitulah tulisan yang tepat berada di depan saya. Dengan lalu lalang para penjaja makanan, minuman, dan sejenisnya kita merasa nyaman, tanpa merasa terganggu dengan suasana yang ada.
Kami menikmati perjalanan ini dengan penuh canda dan sua.Tempat duduk yang cukup leluasa mulai dari Jogja hingga sampai di Banyuwangi. Kadang, jika sedang bosan duduk, maka kami jalan-jalan di gerbong, dan duduk di antara gerbong maupun di pintu kereta sekedar melihat suasana luar kereta di sepanjang jalan yang dilalui.Pemandangan yang terasa menyejukkan, karena penuh dengan hijaunya padi dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan yang membisingkan.
Stasiun Purbalingga telah kami lalui, jarum jam menunjukkan pukul 17.45 WIB, menandakan hampir berakhirnya matahari memancarkan teriknya, dan bersiap-siap untuk terbenam. Salah satu yang ada di benak kita, kapankah akan sampai di Banyuwangi?.Ternyata jam 21.00 WIB baru akan sampai di Banyuwangi. Jauh juga ya,.
Akhirnya, kita tiba di stasiun Banyuwangi. Kulihat jam di hpku, waktu menunjukkan pukul 22.13 WIB. Sebelum keluar, ada sedikit insiden, dimana rokok kita yang telah habis, dan kebetulan kita menemukan 3 bungkus rokok, dikira itu adalah rokok yang tertinggal atau sengaja ditinggal oleh pemiliknya. Tanpa berpikir panjang, kami pun menyulutnya, eh, ternyata pemiliknya kembali lagi ke tempat semula untuk mengambil rokok tadi, untung saja pemiliknya merelakan, karena terlihat dia tidak begitu membutuhkannya. Kereta ini telat dari jadwal semula, yang di jadwal terpampang pukul 21.00 WIB tiba di satsiun Banyuwangi.
Keluar dari stasiun, kami langsung menuju ke Pelabuhan Ketapang yang hanya berjarak sekitar 15 menit perjalanan dari stasiun Banyuwangi. Kita menuju ke Pelabuhan Ketapang dengan jalan kaki.Tanpa menunggu lama, kapal yang kami naiki langsung menuju ke Bali. Sampai di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA. Perjalanan kapal yang tidak sampai 1 jam ini kami nikmati dengan baik. Di pelabuhan Gilimanuk, kami istirahat menunggu pagi dengan bercengkerama dengan teman-teman Mapala. Ada 2 orang dari Unisi dan juga 4 orang dari Mahapeka Bandung hingga larut pagi.
Kamis, 28 April 2011
Setelah tidur yang hanya sekitar 2 jam, karena mengobrol kesana-kemari dengan teman Unisi, sekitar jam 05.30 WITA kami bangun untuk meneruskan perjalanan. Keluar dari Pelabuhan Gilimanuk kita jalan kaki menuju ke Terminal Gilimanuk, yang jaraknya tidak jauh dari pelabuhan.
Sampai di terminal, kita ditawari untuk naik angkutan menuju ke Pelabuhan Padang Bai.Namun, sebelum berangkat kita mengisi perut dulu, makan di terminal dengan makanan khas, nasi balap. Kita transit di Kabupaten Karangasem pukul 10.30 WITA, dan baru tiba di Pelabuhan Padang Bai sekitar pukul 12.00 WITA.
Akhirnya, kami istirahat lagi di pelabuhan sambil makan dan ngopi.Karena kecapekan, ada yang tidur, namun ada juga yang jalan-jalan menikmati pemandangan di Pelabuhan Padang Bai yang cukup indah itu. Jam 18.30 WITA, kami bangun dan menuju ke kapal yang akan mengangkut kita. Setelah antri beberapa saat, kamipun masuk ke kapal.Waktu menunjukkan pukul 19.15 WITA, kapal meninggalkan pelabuhan Padang Bai.
Semilir angin di tengah laut menggelayuti tubuh ini yang belum mandi. Di atas dek, kami bermain poker ditemai dengan kopi dan snack, sambil mengobrol dengan orang Lombok asli bernama Ading. Dia banyak bercerita tentang keindahan Pulau Lombok .Dengan Pantai Senggigi yang cukup terkenal, dan bermacam objek wisata lainnya.
Di pantai Kute, setiap tahun selalu ada perayaan yang disebut dengan Nyale.Nyale adalah hewan sejenis cacing di pantai ini, yang hidup hanya sekali dalam setahun, mulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Sayang, saya tidak tahu persis tanggal perayaan itu terjadi.
Lombok juga terkenal dengan sebutannya sebagai Pulau Seribu Masjid. Mayoritas penduduknya beragama Islam. Disebut demikian, karena sangat banyaknya masjid dan mushalla yang ada di pulau ini.
Akhirnya, kita tiba di Lembar sekitar pukul 23.30 WITA, setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam. Keluar dari pelabuhan, kita menuju ke mushalla di daerah pelabuhan untuk beristirahat sejenak sebelum meneruskan perjalanan esok hari.
Jum’at, 29 April 2011
Tidur di mushalla sangat nyaman, membuat badan kami agak fit kembali. Jam 05.00 WITA kami bangun untuk melakukan sholat berjamaah, dilanjutkan berkemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan menuju Terminal Mandalika, Mataram. Jam 06.15 WITA kami tiba di Mandalika. Di terminal kami istirahat sebentar untuk menyantap sarapan pagi. Seperti menu biasa, makanan khas nasi balap.Hanya 4 ribu perak. Setelah cukup kenyang, kita melanjutkan naik line (Kata orang sana, di Lombok tidak ada bis, tapi adanya line) menuju ke Aikmal sekitar jam 06.30 WITA. Kemudian kita transit di pasar Masbagik jam 07.40 WITA. Di sana kita membeli kebutuhan sekitar 20 menit (salah satunya adalah persediaan rokok kami 1 pak), dan meneruskan perjalanan lagi . Jam 11.20 kami sampai di desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun yang merupakan jalur pendakian Gunung Rinjani dengan mitosnya Putri Anjani.
Di base camp, kami membayar retribusi terlebih dahulu. Kebetulan, retribusi bulan April ini seharga 10.000 rupiah dari harga biasanya, 2.500 rupiah. Kami diberi 2 tiket, 2.500 untuk retribusi masuk taman nasional, dan ada tambahan sebesar 7.500 untuk pemeliharaan dan kegiatan lain. Selesai membayar retribusi dan mengisi air, kami langsung melakukan perjalanan menaiki gunung. Hingga jam 14.06 WITA, kita istirahat untuk mengisi perut kembali.
Pukul 16.30 kita tiba di pos 1, kami istirahat sejenak, karena perjalanan yang cukup melelahkan.Setelah melepas lelah sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Tiba di pos 2 pukul 06.00 WITA, di sana bertemu dengan teman-teman dari Kapalasastra FIB UGM, yang juga sedang melakukan pendakian Rinjani dalam rangka Ekspedisi Putri. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, mereka lalu melanjutkan perjalanan ke pos 3 yang berjarak sekitar 1 km, dan kami akhirnya memutuskan untuk nge-camp di pos 2 ini. Kamipun mendirikan tenda dan memasak untuk makan malam. Setelah makan malam, kami bercengkerama sebentar sambil minum kopi, dan tidur pukul 22.00 WITA untuk meneruskan perjalanan esok hari.
Sabtu, 30 April 2011
Jam 06.00 WITA kami bangun, lalu memasak untuk mengisi tenaga yang akan kami pakai. Setelah memasak, makan dan berkemas-kemas, maka pukul 8 pagi kami meneruskan perjalanan ke pos 3. Di sana kami bertemu lagi dengan teman-teman dari Kapalasastra. Ada juga penduduk lokal yang akan memancing di segara anak, maupun bule yang akan dan telah mendaki Rinjani. Tiba di pos 3 jam 09.30 WITA, kita istirahat cukup lama, hampir 1 jam karena menunggu teman Kapalasastra yang akan mendaki terlebih dahulu.
Sekitar pukul 12.00 WITA, kita memulai untuk mendaki 7 Bukit Penyesalan. Untuk mendaki trek ini, kita harus memiliki tenaga ekstra, karena setelah puncak akan ada puncak lagi, hingga berjumlah 7 puncak. Pukul 15.00 WITA kami (Go-Blank, Papi, dan Bokir) telah sampai di pos Plawangan. Di sana kami istirahat hampir 1.5 jam, sambil menunggu Gondes dan Jiban yang masih lama berada di belakang jauh. Kemudian setelah mereka sampai, kami melanjutkan perjalanan menuju kamp, yang berjarak sekitar 30 menit.
Tiba di tempat kamp pukul 15.00 WITA, dan langsung mendirikan tenda. Di sana pemandangannya cukup indah, sunset yang kemerah-merahan dan menjulang begitu lebar. Serta puncak gunung agung yag terlihat jelas. Di Plawangan ini, para pendaki disuguhi oleh berbagai bunga yang begitu cantik menawan, setelah lelah melewati bukit penyesalan.Dari sinilah, awal keindahan itu bisa dinikmati. Gunung Rinjani yang begitu mempesona baik bagi para pendaki lokal maupun turis asing yang berminat.
Selama perjalanan, kami berpapasan dengan turis dari Singapur, Barcelona, Prancis, Belanda, maupun Australi. Mereka datang kemari untuk menikmati keindahan Gunung Rinjani yang sangat memukau mata ini.
Di kamp 4 (Plawangan Sembalun) ini, hawa dingin sangat menusuk tulang, dengan ketinggian sekitar 2.800 Mdpl. Puncak Gunung Rinjani sendiri ada di ketinggian 3726 Mdpl. Gunung tertinggi ke2 di Indonesia ini setelah puncak Cartenz. Sore hari beranjak malam, dinginpun kian menusuk tulang. Kamp kami yang tepat mengarah ke tebing yang curam, namun sangat menarik, karena pemandangannya yang terlihat cukup bagus, membuat hati kita tentram, tanpa ada rasa lelah sedikitpun. Subhanallah..,.
Setelah mendirikan tenda, tidak lupa kami memasak untuk makan malam. Setelah makan, kami membuat kopi untyuk penghangat badan,sambil menunggu mata ini terpejam. Have a nice dreams,, good luck to top Rinjani.
Minggu, 1 Mei 2011
Pukul 4 pagi kita bangun untuk melakukan pendakian ke puncak. Setelah menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa ke puncak, kami berangkat dengan 4 personil yaitu Gondes, Go-blank, Jiban, dan Bokir. Papi tidak ikut ke puncak, karena ia pernah menjajakkan kakinya di puncak ini, sehingga memilih untuk tidur di tenda dengan pulas, sambil menjaga barang yang kami tinggal.
Setelah menaiki tanjakan yang cukup curam, dengan berjalan setapak demi setapak, Bokir dan Go-Blank tiba di puncak pukul 08.30 WITA. Terbayarlah seluruh kelelahan yang kami lakukan selama perjalanan ini. Tak berapa lama Jiban datang menyusul kami, Akhirnya kami bertiga berfoto-foto di puncak ini. Sekitar 1 jam kemudian, kami memutuskan untuk turun, karena kabut cukup pekat. Namun setelah kami turun sekitar 30 menit, Gondes yang berada di bawah kami kira tidak akan naik ke puncak memutuskan untuk naik, sehingga kami menunggu dia naik ke puncak. Sambil menunggu, kami menikmati roti dan agar-agar yang telah kami persiapkan sebelumnya.Ahirnya, setelah ditunggu lebih dari 4 jam, Gondes turun. Memang, gondes adalah tim kami yang sangat lamban dalam melakukan perjalanan, sehingga, setiap perjalanan kami harus menunggu dia dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Karena menunggu Gondes yang cukup lama, akhirnya semua tiba di kamp sore hari, sehingga membuat kami kembali untuk menginap di kamp ini lagi. Sebenarnya, hari ini kami mernjadwalkan untuk turun ke Danau Segara Anak. Di kamp ini ternyata jika siang hari sangat banyak kera liar yang suka mengganggu para pendaki.
Senin, 2 Mei 2011
Jam 06.00 WITA kami beranjak dai selimut untuk bersiap-siap menuju ke Danau Segara Anak. Danau yang berada di bagian atas Gunung Rinjani, dimana di tengah-tengahnya terdapat Gunung Anak Rinjani yang selalu aktif.
Jam 07.30 Bokir dan Papi turun terlebih dahulu menuju danau untuk memancing, sedangkan yang lainnya masih menunggu hingga tenda dan perlengkapan yang kami jemur kering, karena hujan kemarin. Jam 11, mereka telah sampai di Danau Segara Anak, sedangkan Go-Blank, Jiban, dan Gondes mulai perjalanan turun pukul 09.00 WITA.Perjalanan turun kami sangat santai, karena Gondes tidak mau jalan dengan cepat. Hingga pukul 13.00 Go-Blank dan Jiban tiba di Danau terlebih dahulu. Setengah jam kemudian, baru Gondes datang.
Di sini, kami memancing ikan.Tapi, ikan di sini katanya tidak sebanyak dahulu, dan kebanyakan ikannya kecil-kecil. Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, ikan besar sangat mudah didapat. Tak berapa lama, kamipun mendirikan tenda dan langsung memasak, karena kami belum sarapan pagi.
Walaupun ikannya sedikit, tapi sore hari Papi berhasil mendapatkan 1 ikan yang cukup besar, disamping puluhan ikan kecil-kecil yang didapat. Ikan-ikan tersebut kami masak, untuk lauk makan malam. Sore hari, setelah memasak kami melakukan kegiatan apa saja, mulai dari memancing, bercengkerama, melihat pemandangan, maupun melakukan permainan rutin kita pokeran, hingga larut malam.
Selasa, 3 mei 2011
Hari ini kami melakukan kegiatan santai santai, menikmati indahnya Danau Segara Anakan. Kegiatan sehari ini kami isi dengan memancing, berfoto-foto, memasak, makan, ataupun mandi di air hangat, yang terletak sekitar 200 meter dari kamp kami. Air hangat ini dipercaya oleh warga sekitar dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Banyak warga yang mempunyai penyakit datang ke sini hanya sekedar untuk berobat. “Asalkan dengan niat yang tulus, Insya Allah penyakit dapat terobati”, kata salah satu penduduk lokal yang kebetulan bersam kami.Air hangat ini terbagi dalam 3 tempat. Jika anda baru pertama kali mendi di air hangat ini, maka harus berendam di air yang paling bawah, untuk penyesuaian. Baru berpindah ke atasnya, dan yang paling atas adalah air yang paling panas.Tepat di sebelah air hangat ini, terdapat air terjun yang begitu menakjubkan.Waw,, sungguh indah.,.,
Rabu, 4 Mei 2011
Pagi hari, sekitar pukul 06.00 WITA kami bangun tidur, berkemas-kemas untuk pulang melalui Jalur Senaru. Setelah masak sebentar, kami sarapan dan berangkat pukul 09.00 WITA.
Perjalanan ini kami lakukan dengan mendaki tebing yang cukup curam, setelah berputar mengelilingi seperempat Danau Segara Anak ini. Tiba di Pos Plawangan Senaru pukul 12.00 WITA, kami istirahat sebentar untuk makan snack yang kami bawa. Dan setelah 1 jam, kami meneruskan perjalanan kembali. Satu jam kemudian, kami tiba di pos Cemara Lima, istirahat sebentar dan meneruskan perjalanan menuju k epos 3. Kami melakukan perjalanan pulang ini dengan cepat, karena kebetulan Gondes bisa diajak kompromi. Dari Cemara Lima, kami melewati hutan yang rimbun, tidak seperti pada saat kami melakukan perjlanan ke puncak.
Pukul 15.00 WITA kami tiba di pos 3, dan juga istirahat sejenak. Di pos ini juga ada bule –bule yang aka melakukan pendakian ke puncak. Dan melanjutkan perjalanan lagi menuju ke pos 2. Di perjalanan ini kami kembali melihat kera-kera yang cukup banyak. Di pos 2, kami bertemu kembali dengan teman-teman dari Kapalasastra, yang berjumlah 7 orang, membuat perjalanan kami cukup ramai.
Matahari pun mulai terbenam, saat kita melajutkan menuju ke pos ekstra. Perjalanan semakin paanas karena khawatir gelap menyelimuti langkah. Jalan pun semakin dipercepat, walaupun juga semakin licin. Akhirnya, kami sampai di pos 1 pukul 17.20 WITA. Kamipun mulai menelusuri jalan setapak yang penuh dengan akar-akar pohon. Kian lama, kaki semakin semangat menuruni jalan, sehingga goresan-goresan terasa biasa bagi kami. Akhirnya, pukul 18.00 WITA kami tiba di pintu masuk pendakian Desa Senaru, Kecamatan Bayan, KLU.
Di sini, langkah kami terhenti sejenak untuk mengatur nafas yang cukup lelah. Juga sejenak menyandarkan tubuh yang mulai diselimuti rasa capek. Perjalanan masih panjang, dari pintu masuk ini, kita harus berjalan lagi lebih dari 1.5 km, menuju ke permukiman warga.Ya, perjalanan masih sangat panjang kawan. 1.5 jam kemudian, kita sampai di pemukiman terdekat. Dengan penuh kegembiraan, walaupun badan masih digerogoti rasa letih, kami langsung menuju basep untuk membaringkan tubuh. Karena perut terasa lapar, akhirnya kami memasak untuk mengisi perut ini.
Dengan logistik sisa yang ada, kami memasak untuk terakhir kalinya, dan melahap hingga kenyang.Ternyata, masakan kami sangat banyak, dan tidak habis, akhirnya kami biarkan saja , kami tarus di misting kami, dan ditinggal tidur. Ternyata, di Senaru ini bamyak anjing. Entah liar ataupun tidak, yang jelas anjing-anjing tersebut sangat mengganggu kami. Mereka saling berebut memakan sisa nasi kami, sehingga lolongannya tidak habis-habis.
Kamis, 5 mei 2011
Pagi menjelang, kami bangun dan berkemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan pulang. Jam 07.00 WITA, kami naik line, menuju ke Mataram, sedangkan Go-blank dan Jiban jalan-jalan terlebih dahulu ke Pulau Gili Trawangan. Di perjalanan, tidak lupa kami mengisi perut, makan nasi balap khas Lombok. Selesai sarapan, pak sopirpun tancap gas menuju ke Mataram, pusat kota Lombok.
Jum’at, 6 Mei 2011
Jum’at ini, semua tim kembali berkumpul di rumah mas Gagap, senior Mapalaska. Rombongan Bokir CS telah sampai tadi malam, sedangkan Go-Blang bersama dengan Jiban sampai siang hari, sebelum Jum’atan.Kita stay di sini rencana selama 3 hari, di dekat Sanur. Tiba di Bali, Go-Blang CS istirahat, setelah bepergian jalan-jalan, sedangkan Gondes, Papi CS pergi ke Kute.
Sabtu, 7 Mei 2011
Hari ini, anak-anak pada jalan masing-masing. Ada yang pergi ke pantai sanur, istirahat di rumah, maupun jalan-jalan di daerah sekitar, melihat pemandangan kota Bali yang ramai nan macet (soalnya di kota). Namun, malam hari kita kembali pergi bareng-bareng ke puputan (Alun-alun Denpasar). Kita jalan-jalan di sana, bareng juga sama Beti, anak Mapala UMY, dan juga anak Mapala Univ. Muh. Malang. Ngobrol-ngobrol sampai larut malam, tak lupa berfoto-foto di keramaian Kota ini.
Minggu, 8 Mei 2011
Hari ini, kita persiapan untuk pulang dan juga main ke tempat alumni, mas Detri, karena diundang untuk makan malam bersama, sebelum pulang ke Jogja. Malam hari, kita pulang, dengan diantar oleh mas detri sampai ke Terminal Ubung. Di sana, kembali berjumpa dengan Beti, anak mapala UMY, yang memang rumahnya dekat dengan terminal. Dari terminal, kita naik angkutan sekitar pukul 21.30, dan tiba di pelabuhan Gilimanuk pukul 00.00 lebih. Di pelabuhan, kita kembali bertemu dengan 2 anak dari kapalasastra. Kita langsung menyeberang dengan kapal Feri. Di kapal, kita istirahat, di ruangan VIP (AC, vull music, poko’e mantaff) kapasitas 30an orang diisi hanya kami ber5.
Senin, 9 Mei 2011
Tiba di Pelabuhan Ketapang, kita langsung menuju ke terminal Ketapang, kita bermalam disana, sampai pagi hari. Jam 5 pagi kita bangun. Dan pukul 06.30 Kereta kita berangkat menuju ke Yogyakarta.Perjalanan terakhir ini harus kita nikamati dengan sebaik-baiknya.. Slamat tinggal Bali, Banyuwangi, Surabaya,,
Tak terasa kita tlah tiba di Yogyakarta, pukul 22.00 WIB.Di lempuyangan kita istirahat sebentar, sambil kumpul-kumpul. Dan sejam kemudian kita pulang ke rumah masing-masing. Ah,, bener-bener pengalaman yang tak terlupakan.. (smoga suatu ketika ada yang menuliskan kisah, lebih bagus dari bait-bait Rinjani.,.,,)
Rabu, 27 April 2011
Pagi, jam 06.00 WIB kami bersiap-siap menuju ke stasiun Lempuyangan, stasiun yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UIN. Sampai di stasiun , sudah ada Papi di sana, senior Mapalaska (alumni red) Setelah berkumpul semuanya, kami masuk stasiun untuk menaiki kereta yang telah lama menunggu, siap-siap untuk jalan. Sebelum naik kereta, kami berfoto-foto sebentar sebagai salah satu dokumentasi perjalanan kami, perjalanan yang pastinya akan cukup melelahkan. Perjalanan kereta kami ini dimulai tepat pukul 07.30 WIB.
Santai tapi pasti, tidak terjebak macet, ekonomis, sekaligus sedikit gratis. Ya,, itulah kereta ekonomi yang sangat terjangkau oleh rakyat, khususnya kalangan bawah, termasuk juga kami, para mahasiswa yang keterbatasan dana, namun, mempunyai keinginan kuat untuk melangkah. Kami duduk berada di gerbong bertuliskan K3-787 08, kelas ekonomi dengan 106 penumpang. Begitulah tulisan yang tepat berada di depan saya. Dengan lalu lalang para penjaja makanan, minuman, dan sejenisnya kita merasa nyaman, tanpa merasa terganggu dengan suasana yang ada.
Kami menikmati perjalanan ini dengan penuh canda dan sua.Tempat duduk yang cukup leluasa mulai dari Jogja hingga sampai di Banyuwangi. Kadang, jika sedang bosan duduk, maka kami jalan-jalan di gerbong, dan duduk di antara gerbong maupun di pintu kereta sekedar melihat suasana luar kereta di sepanjang jalan yang dilalui.Pemandangan yang terasa menyejukkan, karena penuh dengan hijaunya padi dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan yang membisingkan.
Stasiun Purbalingga telah kami lalui, jarum jam menunjukkan pukul 17.45 WIB, menandakan hampir berakhirnya matahari memancarkan teriknya, dan bersiap-siap untuk terbenam. Salah satu yang ada di benak kita, kapankah akan sampai di Banyuwangi?.Ternyata jam 21.00 WIB baru akan sampai di Banyuwangi. Jauh juga ya,.
Akhirnya, kita tiba di stasiun Banyuwangi. Kulihat jam di hpku, waktu menunjukkan pukul 22.13 WIB. Sebelum keluar, ada sedikit insiden, dimana rokok kita yang telah habis, dan kebetulan kita menemukan 3 bungkus rokok, dikira itu adalah rokok yang tertinggal atau sengaja ditinggal oleh pemiliknya. Tanpa berpikir panjang, kami pun menyulutnya, eh, ternyata pemiliknya kembali lagi ke tempat semula untuk mengambil rokok tadi, untung saja pemiliknya merelakan, karena terlihat dia tidak begitu membutuhkannya. Kereta ini telat dari jadwal semula, yang di jadwal terpampang pukul 21.00 WIB tiba di satsiun Banyuwangi.
Keluar dari stasiun, kami langsung menuju ke Pelabuhan Ketapang yang hanya berjarak sekitar 15 menit perjalanan dari stasiun Banyuwangi. Kita menuju ke Pelabuhan Ketapang dengan jalan kaki.Tanpa menunggu lama, kapal yang kami naiki langsung menuju ke Bali. Sampai di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA. Perjalanan kapal yang tidak sampai 1 jam ini kami nikmati dengan baik. Di pelabuhan Gilimanuk, kami istirahat menunggu pagi dengan bercengkerama dengan teman-teman Mapala. Ada 2 orang dari Unisi dan juga 4 orang dari Mahapeka Bandung hingga larut pagi.
Kamis, 28 April 2011
Setelah tidur yang hanya sekitar 2 jam, karena mengobrol kesana-kemari dengan teman Unisi, sekitar jam 05.30 WITA kami bangun untuk meneruskan perjalanan. Keluar dari Pelabuhan Gilimanuk kita jalan kaki menuju ke Terminal Gilimanuk, yang jaraknya tidak jauh dari pelabuhan.
Sampai di terminal, kita ditawari untuk naik angkutan menuju ke Pelabuhan Padang Bai.Namun, sebelum berangkat kita mengisi perut dulu, makan di terminal dengan makanan khas, nasi balap. Kita transit di Kabupaten Karangasem pukul 10.30 WITA, dan baru tiba di Pelabuhan Padang Bai sekitar pukul 12.00 WITA.
Akhirnya, kami istirahat lagi di pelabuhan sambil makan dan ngopi.Karena kecapekan, ada yang tidur, namun ada juga yang jalan-jalan menikmati pemandangan di Pelabuhan Padang Bai yang cukup indah itu. Jam 18.30 WITA, kami bangun dan menuju ke kapal yang akan mengangkut kita. Setelah antri beberapa saat, kamipun masuk ke kapal.Waktu menunjukkan pukul 19.15 WITA, kapal meninggalkan pelabuhan Padang Bai.
Semilir angin di tengah laut menggelayuti tubuh ini yang belum mandi. Di atas dek, kami bermain poker ditemai dengan kopi dan snack, sambil mengobrol dengan orang Lombok asli bernama Ading. Dia banyak bercerita tentang keindahan Pulau Lombok .Dengan Pantai Senggigi yang cukup terkenal, dan bermacam objek wisata lainnya.
Di pantai Kute, setiap tahun selalu ada perayaan yang disebut dengan Nyale.Nyale adalah hewan sejenis cacing di pantai ini, yang hidup hanya sekali dalam setahun, mulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Sayang, saya tidak tahu persis tanggal perayaan itu terjadi.
Lombok juga terkenal dengan sebutannya sebagai Pulau Seribu Masjid. Mayoritas penduduknya beragama Islam. Disebut demikian, karena sangat banyaknya masjid dan mushalla yang ada di pulau ini.
Akhirnya, kita tiba di Lembar sekitar pukul 23.30 WITA, setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam. Keluar dari pelabuhan, kita menuju ke mushalla di daerah pelabuhan untuk beristirahat sejenak sebelum meneruskan perjalanan esok hari.
Jum’at, 29 April 2011
Tidur di mushalla sangat nyaman, membuat badan kami agak fit kembali. Jam 05.00 WITA kami bangun untuk melakukan sholat berjamaah, dilanjutkan berkemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan menuju Terminal Mandalika, Mataram. Jam 06.15 WITA kami tiba di Mandalika. Di terminal kami istirahat sebentar untuk menyantap sarapan pagi. Seperti menu biasa, makanan khas nasi balap.Hanya 4 ribu perak. Setelah cukup kenyang, kita melanjutkan naik line (Kata orang sana, di Lombok tidak ada bis, tapi adanya line) menuju ke Aikmal sekitar jam 06.30 WITA. Kemudian kita transit di pasar Masbagik jam 07.40 WITA. Di sana kita membeli kebutuhan sekitar 20 menit (salah satunya adalah persediaan rokok kami 1 pak), dan meneruskan perjalanan lagi . Jam 11.20 kami sampai di desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun yang merupakan jalur pendakian Gunung Rinjani dengan mitosnya Putri Anjani.
Di base camp, kami membayar retribusi terlebih dahulu. Kebetulan, retribusi bulan April ini seharga 10.000 rupiah dari harga biasanya, 2.500 rupiah. Kami diberi 2 tiket, 2.500 untuk retribusi masuk taman nasional, dan ada tambahan sebesar 7.500 untuk pemeliharaan dan kegiatan lain. Selesai membayar retribusi dan mengisi air, kami langsung melakukan perjalanan menaiki gunung. Hingga jam 14.06 WITA, kita istirahat untuk mengisi perut kembali.
Pukul 16.30 kita tiba di pos 1, kami istirahat sejenak, karena perjalanan yang cukup melelahkan.Setelah melepas lelah sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Tiba di pos 2 pukul 06.00 WITA, di sana bertemu dengan teman-teman dari Kapalasastra FIB UGM, yang juga sedang melakukan pendakian Rinjani dalam rangka Ekspedisi Putri. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, mereka lalu melanjutkan perjalanan ke pos 3 yang berjarak sekitar 1 km, dan kami akhirnya memutuskan untuk nge-camp di pos 2 ini. Kamipun mendirikan tenda dan memasak untuk makan malam. Setelah makan malam, kami bercengkerama sebentar sambil minum kopi, dan tidur pukul 22.00 WITA untuk meneruskan perjalanan esok hari.
Sabtu, 30 April 2011
Jam 06.00 WITA kami bangun, lalu memasak untuk mengisi tenaga yang akan kami pakai. Setelah memasak, makan dan berkemas-kemas, maka pukul 8 pagi kami meneruskan perjalanan ke pos 3. Di sana kami bertemu lagi dengan teman-teman dari Kapalasastra. Ada juga penduduk lokal yang akan memancing di segara anak, maupun bule yang akan dan telah mendaki Rinjani. Tiba di pos 3 jam 09.30 WITA, kita istirahat cukup lama, hampir 1 jam karena menunggu teman Kapalasastra yang akan mendaki terlebih dahulu.
Sekitar pukul 12.00 WITA, kita memulai untuk mendaki 7 Bukit Penyesalan. Untuk mendaki trek ini, kita harus memiliki tenaga ekstra, karena setelah puncak akan ada puncak lagi, hingga berjumlah 7 puncak. Pukul 15.00 WITA kami (Go-Blank, Papi, dan Bokir) telah sampai di pos Plawangan. Di sana kami istirahat hampir 1.5 jam, sambil menunggu Gondes dan Jiban yang masih lama berada di belakang jauh. Kemudian setelah mereka sampai, kami melanjutkan perjalanan menuju kamp, yang berjarak sekitar 30 menit.
Tiba di tempat kamp pukul 15.00 WITA, dan langsung mendirikan tenda. Di sana pemandangannya cukup indah, sunset yang kemerah-merahan dan menjulang begitu lebar. Serta puncak gunung agung yag terlihat jelas. Di Plawangan ini, para pendaki disuguhi oleh berbagai bunga yang begitu cantik menawan, setelah lelah melewati bukit penyesalan.Dari sinilah, awal keindahan itu bisa dinikmati. Gunung Rinjani yang begitu mempesona baik bagi para pendaki lokal maupun turis asing yang berminat.
Selama perjalanan, kami berpapasan dengan turis dari Singapur, Barcelona, Prancis, Belanda, maupun Australi. Mereka datang kemari untuk menikmati keindahan Gunung Rinjani yang sangat memukau mata ini.
Di kamp 4 (Plawangan Sembalun) ini, hawa dingin sangat menusuk tulang, dengan ketinggian sekitar 2.800 Mdpl. Puncak Gunung Rinjani sendiri ada di ketinggian 3726 Mdpl. Gunung tertinggi ke2 di Indonesia ini setelah puncak Cartenz. Sore hari beranjak malam, dinginpun kian menusuk tulang. Kamp kami yang tepat mengarah ke tebing yang curam, namun sangat menarik, karena pemandangannya yang terlihat cukup bagus, membuat hati kita tentram, tanpa ada rasa lelah sedikitpun. Subhanallah..,.
Setelah mendirikan tenda, tidak lupa kami memasak untuk makan malam. Setelah makan, kami membuat kopi untyuk penghangat badan,sambil menunggu mata ini terpejam. Have a nice dreams,, good luck to top Rinjani.
Minggu, 1 Mei 2011
Pukul 4 pagi kita bangun untuk melakukan pendakian ke puncak. Setelah menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa ke puncak, kami berangkat dengan 4 personil yaitu Gondes, Go-blank, Jiban, dan Bokir. Papi tidak ikut ke puncak, karena ia pernah menjajakkan kakinya di puncak ini, sehingga memilih untuk tidur di tenda dengan pulas, sambil menjaga barang yang kami tinggal.
Setelah menaiki tanjakan yang cukup curam, dengan berjalan setapak demi setapak, Bokir dan Go-Blank tiba di puncak pukul 08.30 WITA. Terbayarlah seluruh kelelahan yang kami lakukan selama perjalanan ini. Tak berapa lama Jiban datang menyusul kami, Akhirnya kami bertiga berfoto-foto di puncak ini. Sekitar 1 jam kemudian, kami memutuskan untuk turun, karena kabut cukup pekat. Namun setelah kami turun sekitar 30 menit, Gondes yang berada di bawah kami kira tidak akan naik ke puncak memutuskan untuk naik, sehingga kami menunggu dia naik ke puncak. Sambil menunggu, kami menikmati roti dan agar-agar yang telah kami persiapkan sebelumnya.Ahirnya, setelah ditunggu lebih dari 4 jam, Gondes turun. Memang, gondes adalah tim kami yang sangat lamban dalam melakukan perjalanan, sehingga, setiap perjalanan kami harus menunggu dia dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Karena menunggu Gondes yang cukup lama, akhirnya semua tiba di kamp sore hari, sehingga membuat kami kembali untuk menginap di kamp ini lagi. Sebenarnya, hari ini kami mernjadwalkan untuk turun ke Danau Segara Anak. Di kamp ini ternyata jika siang hari sangat banyak kera liar yang suka mengganggu para pendaki.
Senin, 2 Mei 2011
Jam 06.00 WITA kami beranjak dai selimut untuk bersiap-siap menuju ke Danau Segara Anak. Danau yang berada di bagian atas Gunung Rinjani, dimana di tengah-tengahnya terdapat Gunung Anak Rinjani yang selalu aktif.
Jam 07.30 Bokir dan Papi turun terlebih dahulu menuju danau untuk memancing, sedangkan yang lainnya masih menunggu hingga tenda dan perlengkapan yang kami jemur kering, karena hujan kemarin. Jam 11, mereka telah sampai di Danau Segara Anak, sedangkan Go-Blank, Jiban, dan Gondes mulai perjalanan turun pukul 09.00 WITA.Perjalanan turun kami sangat santai, karena Gondes tidak mau jalan dengan cepat. Hingga pukul 13.00 Go-Blank dan Jiban tiba di Danau terlebih dahulu. Setengah jam kemudian, baru Gondes datang.
Di sini, kami memancing ikan.Tapi, ikan di sini katanya tidak sebanyak dahulu, dan kebanyakan ikannya kecil-kecil. Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, ikan besar sangat mudah didapat. Tak berapa lama, kamipun mendirikan tenda dan langsung memasak, karena kami belum sarapan pagi.
Walaupun ikannya sedikit, tapi sore hari Papi berhasil mendapatkan 1 ikan yang cukup besar, disamping puluhan ikan kecil-kecil yang didapat. Ikan-ikan tersebut kami masak, untuk lauk makan malam. Sore hari, setelah memasak kami melakukan kegiatan apa saja, mulai dari memancing, bercengkerama, melihat pemandangan, maupun melakukan permainan rutin kita pokeran, hingga larut malam.
Selasa, 3 mei 2011
Hari ini kami melakukan kegiatan santai santai, menikmati indahnya Danau Segara Anakan. Kegiatan sehari ini kami isi dengan memancing, berfoto-foto, memasak, makan, ataupun mandi di air hangat, yang terletak sekitar 200 meter dari kamp kami. Air hangat ini dipercaya oleh warga sekitar dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Banyak warga yang mempunyai penyakit datang ke sini hanya sekedar untuk berobat. “Asalkan dengan niat yang tulus, Insya Allah penyakit dapat terobati”, kata salah satu penduduk lokal yang kebetulan bersam kami.Air hangat ini terbagi dalam 3 tempat. Jika anda baru pertama kali mendi di air hangat ini, maka harus berendam di air yang paling bawah, untuk penyesuaian. Baru berpindah ke atasnya, dan yang paling atas adalah air yang paling panas.Tepat di sebelah air hangat ini, terdapat air terjun yang begitu menakjubkan.Waw,, sungguh indah.,.,
Rabu, 4 Mei 2011
Pagi hari, sekitar pukul 06.00 WITA kami bangun tidur, berkemas-kemas untuk pulang melalui Jalur Senaru. Setelah masak sebentar, kami sarapan dan berangkat pukul 09.00 WITA.
Perjalanan ini kami lakukan dengan mendaki tebing yang cukup curam, setelah berputar mengelilingi seperempat Danau Segara Anak ini. Tiba di Pos Plawangan Senaru pukul 12.00 WITA, kami istirahat sebentar untuk makan snack yang kami bawa. Dan setelah 1 jam, kami meneruskan perjalanan kembali. Satu jam kemudian, kami tiba di pos Cemara Lima, istirahat sebentar dan meneruskan perjalanan menuju k epos 3. Kami melakukan perjalanan pulang ini dengan cepat, karena kebetulan Gondes bisa diajak kompromi. Dari Cemara Lima, kami melewati hutan yang rimbun, tidak seperti pada saat kami melakukan perjlanan ke puncak.
Pukul 15.00 WITA kami tiba di pos 3, dan juga istirahat sejenak. Di pos ini juga ada bule –bule yang aka melakukan pendakian ke puncak. Dan melanjutkan perjalanan lagi menuju ke pos 2. Di perjalanan ini kami kembali melihat kera-kera yang cukup banyak. Di pos 2, kami bertemu kembali dengan teman-teman dari Kapalasastra, yang berjumlah 7 orang, membuat perjalanan kami cukup ramai.
Matahari pun mulai terbenam, saat kita melajutkan menuju ke pos ekstra. Perjalanan semakin paanas karena khawatir gelap menyelimuti langkah. Jalan pun semakin dipercepat, walaupun juga semakin licin. Akhirnya, kami sampai di pos 1 pukul 17.20 WITA. Kamipun mulai menelusuri jalan setapak yang penuh dengan akar-akar pohon. Kian lama, kaki semakin semangat menuruni jalan, sehingga goresan-goresan terasa biasa bagi kami. Akhirnya, pukul 18.00 WITA kami tiba di pintu masuk pendakian Desa Senaru, Kecamatan Bayan, KLU.
Di sini, langkah kami terhenti sejenak untuk mengatur nafas yang cukup lelah. Juga sejenak menyandarkan tubuh yang mulai diselimuti rasa capek. Perjalanan masih panjang, dari pintu masuk ini, kita harus berjalan lagi lebih dari 1.5 km, menuju ke permukiman warga.Ya, perjalanan masih sangat panjang kawan. 1.5 jam kemudian, kita sampai di pemukiman terdekat. Dengan penuh kegembiraan, walaupun badan masih digerogoti rasa letih, kami langsung menuju basep untuk membaringkan tubuh. Karena perut terasa lapar, akhirnya kami memasak untuk mengisi perut ini.
Dengan logistik sisa yang ada, kami memasak untuk terakhir kalinya, dan melahap hingga kenyang.Ternyata, masakan kami sangat banyak, dan tidak habis, akhirnya kami biarkan saja , kami tarus di misting kami, dan ditinggal tidur. Ternyata, di Senaru ini bamyak anjing. Entah liar ataupun tidak, yang jelas anjing-anjing tersebut sangat mengganggu kami. Mereka saling berebut memakan sisa nasi kami, sehingga lolongannya tidak habis-habis.
Kamis, 5 mei 2011
Pagi menjelang, kami bangun dan berkemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan pulang. Jam 07.00 WITA, kami naik line, menuju ke Mataram, sedangkan Go-blank dan Jiban jalan-jalan terlebih dahulu ke Pulau Gili Trawangan. Di perjalanan, tidak lupa kami mengisi perut, makan nasi balap khas Lombok. Selesai sarapan, pak sopirpun tancap gas menuju ke Mataram, pusat kota Lombok.
Jum’at, 6 Mei 2011
Jum’at ini, semua tim kembali berkumpul di rumah mas Gagap, senior Mapalaska. Rombongan Bokir CS telah sampai tadi malam, sedangkan Go-Blang bersama dengan Jiban sampai siang hari, sebelum Jum’atan.Kita stay di sini rencana selama 3 hari, di dekat Sanur. Tiba di Bali, Go-Blang CS istirahat, setelah bepergian jalan-jalan, sedangkan Gondes, Papi CS pergi ke Kute.
Sabtu, 7 Mei 2011
Hari ini, anak-anak pada jalan masing-masing. Ada yang pergi ke pantai sanur, istirahat di rumah, maupun jalan-jalan di daerah sekitar, melihat pemandangan kota Bali yang ramai nan macet (soalnya di kota). Namun, malam hari kita kembali pergi bareng-bareng ke puputan (Alun-alun Denpasar). Kita jalan-jalan di sana, bareng juga sama Beti, anak Mapala UMY, dan juga anak Mapala Univ. Muh. Malang. Ngobrol-ngobrol sampai larut malam, tak lupa berfoto-foto di keramaian Kota ini.
Minggu, 8 Mei 2011
Hari ini, kita persiapan untuk pulang dan juga main ke tempat alumni, mas Detri, karena diundang untuk makan malam bersama, sebelum pulang ke Jogja. Malam hari, kita pulang, dengan diantar oleh mas detri sampai ke Terminal Ubung. Di sana, kembali berjumpa dengan Beti, anak mapala UMY, yang memang rumahnya dekat dengan terminal. Dari terminal, kita naik angkutan sekitar pukul 21.30, dan tiba di pelabuhan Gilimanuk pukul 00.00 lebih. Di pelabuhan, kita kembali bertemu dengan 2 anak dari kapalasastra. Kita langsung menyeberang dengan kapal Feri. Di kapal, kita istirahat, di ruangan VIP (AC, vull music, poko’e mantaff) kapasitas 30an orang diisi hanya kami ber5.
Senin, 9 Mei 2011
Tiba di Pelabuhan Ketapang, kita langsung menuju ke terminal Ketapang, kita bermalam disana, sampai pagi hari. Jam 5 pagi kita bangun. Dan pukul 06.30 Kereta kita berangkat menuju ke Yogyakarta.Perjalanan terakhir ini harus kita nikamati dengan sebaik-baiknya.. Slamat tinggal Bali, Banyuwangi, Surabaya,,
Tak terasa kita tlah tiba di Yogyakarta, pukul 22.00 WIB.Di lempuyangan kita istirahat sebentar, sambil kumpul-kumpul. Dan sejam kemudian kita pulang ke rumah masing-masing. Ah,, bener-bener pengalaman yang tak terlupakan.. (smoga suatu ketika ada yang menuliskan kisah, lebih bagus dari bait-bait Rinjani.,.,,)
Bokir, Go-Blank, dkk
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan pembaca berkomentar dengan santun untuk memberikan saran dan masukan kepada kami, terimakasih.