Pecinta Alam?? - Denger kata pecinta alam, pasti arahnya ke orang yang suka naik gunung. Emang pecinta alam itu pasti naik gunung ya? Emang pecinta alam hanya naik gunung ya? emang namanya naik gunung itu pecinta alam kah??belum tentu statement tersebut benar,dan bisa saja statement tersebut salah.. Bingung aku..
Pecinta Alam |
Begini, mudahnya saja, secara harfiah, namanya saja sudah pecinta alam. Pe-cinta, orang yang cinta,orang yang suka. Dan alam, ya alam kita ini... Jadi, mudahnya pecinta alam adalah orang yang suka, atau cinta terhadap alam bumi kita. Dan karena dia suka akan alam bumi ini, pastinya tidak mau jika bumi ini rusak. Untuk itu,sudah barang tentu seorang pecinta alam mau dan selalu siap untuk menjaga bumi ini dari kerusakan, mulai dari kerusakan alam skala besar,seperti global warming, kebakaran hutan,banjir, maupun kerusakan alam lain. Ataupun skala kecil yang bisa kita temui di kehidupan sehari hari kita,semisal pembuangan sampah sembarangan, baik di jalan,di kali,maupun di tempat yang tidak selayaknya, jika pembuangan sampah dilemparkan ke kali,secara massif, apalagi dalam skala besar pasti kelamaan kali memjadi mampet,dan bisa menyebabkan banjir karena air yang seharusnya mengalir tertutup sampah,hingga meluber ke daerah sekitarnya.
Pembakaran sampah maupun kayu di hutan yang tidak diperhatikan, bisa membakar hutan secara lebih jauh jika tidak dipadamkan sebelum ditinggal, penebangan pohon secara brutal tanpa adanya reboisasi atau penanaman hutan kembali setelah penebangan, walaupun secara kasat mata tidak nampak,namun jangka panjangnya dapat menyebabkan pemanasan global,dan melelehkan sebagian es di kutub utara sana. Dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan oleh seorang yang mencintai alam (pecinta alam red) untuk menjaga buminya (tepatnya bumi kita) agar selalu bahagia sejahtera, sama halnya dengan manusia (asri).
Dari setiap wawancara yang saya lakukan dengan beberapa calon anggota yang ingin masuk ke mpa di salah satu organisasi d jogja, mereka umumnya ingin ikut mpa karna ingin naik gunung. Trus,knpa harus ikut mpa kalo cuman mau naik gunung. Tanpa harus masuk mpa kan bisa juga naik gunung, dan, kalo kalian masuk mpa belum tentu kalian akan slalu naik gunung.
Begitulah mainstream beberapa orang sepengetahuan\ku baik tentang mpa, maupun tentang naik gunung. Bukan tak mungkin seorang mpa jarang naik gunung, dan bisa saja, yang bukan seorang mpa/pecinta alam sering,bahkan telah mendaki di berbagai gunung.
Untuk itu,bagi kalian yang pengen menjadi seorang pecinta alam, bisa diwujudkan dengan mencintai alam,dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan alam itu sendiri. Dari hal terkecil saja, jangan buang sampah sembarangan, jangan tebang pohon sembarangan, lebih baik lagi jika kalian suka menanam pohon di lahan yang kosong, dalam artian sesuai tempatnya loh. Tanpa harus mendaki gunungpun bumi ini pasti percaya kalian seorang pecinta alam. Jika kalian suka mendaki gunung,maka mendakilah sesuai prosedur yang ada. Jangan buang sampah di sembarang tempat, jangan tinggalkan api unggun sebelum benar-benar padam, jangan suka menorehkan tinta di sembarang tempat,dan yang pasti,jangan ambil bunga edelweiss,karna mreka hanya bisa hidup di tempat tertentu. Mereka yang hanya mau meniikmati alam, kebanyakan suka melakukan hal-hal yang tidak sesuai,biar bisa disebut (sok) pecinta alam,dan telah menorehkan tinta di berbagai gunung yang telah dipijaknya. Itulah pandangan yang keliru mengenai pecinta alam, yang hanya sebagai wujud gengsi atau keren-kerenan semata.
Maap,tulisan ini ditujukan untuk para pemula, agar bisa mengenal yang namanya pecinta alam secara mudah...
selingan nonton ftv sambil fb an,karena kebetulan beberapa status yang kubaca tentang pecinta alam. @Hamadi,Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
Artikel
- Padat Karya Tunai Desa
- tips Persiapan Mendaki di Masa Pandemi
- Tips Naik Pesawat di Masa Pandemi
- Teknik Navigasi Darat (Bag 5) Menentukan Arah Tanpa Kompas dan Memperkirakan Cuaca
- Teknik Navigasi Darat (Bag 2) Mengenal Peta
- Teknik Navigasi Darat (Bag 4) Teknik Peta dan Kompas
- UGM VS UNY Kuat-Kuatan Berdiam Diri Terhadap Kemacetan Di Simpang Selokan
- “Ekspedisi 100 Hari di Puncak Gunung Merbabu” ngobrol-ngobrol langsung dengan mereka
- Saumlaki, Maluku Tenggara Barat
- Wisata ke Ambon
- Cahaya Dari Timur - Beta Maluku
- Berkaca Pada JBR Kemarin, Mari Kita Tertibkan Konvoi Motor di Jogja ke Depan
- BPJS KESEHATAN : JANGAN HANYA POMOSI, PERBAIKI JUGA SISTEM DI DALAMNYA
- Pertama Kali ke Sumatera Selatan
- Masyarakat Papua, Belum Begitu Membutuhkan Uang
- Di Timur Matahari, Wamena Yang Sebenarnya
- Ambulance Yang Tersandera
- BSM (Bantuan Siswa Miskin)
- Singgah ke Kampung RKI (Rumah Kayu Indonesia)
- PULANG
- Trip Rinjani (part2)
- Sepowerfull Apakah KPS (Kartu Perlindungan Sosial) itu ?
- Krakatau
- Angkringan Pak Panut
- Situs Budaya “Watu Dhukun” (Batu Purbakala)
Catatan
- Padat Karya Tunai Desa
- Tips Naik Pesawat di Masa Pandemi
- Wisuda di Masa Pandemi (unfogottable moment), Sebuah Wisuda yang Gak Disengaja
- Teknis Navigasi Darat (Bag 3) Mengenal Kompas
- Teknik Navigasi Darat
- Menikmati Suasana Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho
- Pendakian Gunung Kembang, Belajar Pentingnya Pendakian Edukatif
- Tuhan dalam Secangkir Kopi 'sebuah resensi'
- Pendakian Gunung Argopuro Via Baderan-Bremi
- Resensi Buku: Literatur Keislaman Generasi Millenial; Transmisi, Apropriasi, dan Kontestasi
- Mardigu W.P. "Jangan Pernah Berkata Saya Tidak Pernah Memperingatkan Anda"
- UGM VS UNY Kuat-Kuatan Berdiam Diri Terhadap Kemacetan Di Simpang Selokan
- Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah, sebuah resensi buku M.Quraish Shihab
- “Ekspedisi 100 Hari di Puncak Gunung Merbabu” ngobrol-ngobrol langsung dengan mereka
- Refleksi 2016, Sudut Pandang Seorang Petualang
- Masjid Tua Palopo
- Cahaya Dari Timur - Beta Maluku
- Berkaca Pada JBR Kemarin, Mari Kita Tertibkan Konvoi Motor di Jogja ke Depan
- BPJS KESEHATAN : JANGAN HANYA POMOSI, PERBAIKI JUGA SISTEM DI DALAMNYA
- Berwisata ke Lahat dan Pagaralam
- Pertama Kali ke Sumatera Selatan
- Ambulance Yang Tersandera
- BSM (Bantuan Siswa Miskin)
- Singgah ke Kampung RKI (Rumah Kayu Indonesia)
- PULANG
Gunung
- Pendakian Gunung Merbabu via Selo di Masa Pandemi
- tips Persiapan Mendaki di Masa Pandemi
- Menikmati Suasana Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho
- Pendakian Gunung Kembang, Belajar Pentingnya Pendakian Edukatif
- Pendakian Gunung Argopuro Via Baderan-Bremi
- “Ekspedisi 100 Hari di Puncak Gunung Merbabu” ngobrol-ngobrol langsung dengan mereka
- Trip Rinjani (part2)
- Krakatau
- Yogosem
- “Mata Air Yang Hilang”
- Sisi lain Pendakian Rinjani
- Pendakian Rinjani
- Menapaki Puncak Turgo
- Bait-Bait Suci Gunung Rinjani
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan pembaca berkomentar dengan santun untuk memberikan saran dan masukan kepada kami, terimakasih.