1. Menentukan Arah Tanpa Kompas
Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mementukan suatu arah tanpa mempergunakan kompas yaitu :
Dengan tanda-tanda alam, misalnya
- Kuburan orang Islam, biasanya membujur dari utara ke selatan, dengan batu nisan berada di sebelah utara.
- Masjid selalu menghadap ke kiblat/ barat laut
- Matahari terbit dari timur, dan terbenam di sebelah barat
- Sebagian pohon yang berlumut, menunjukkan arah timur, karena terik sinar matahari belum terlalu panas.
Dengan tanda bintang
- Semua benda langit berjalan dari arah timur ke barat
- Perhatikan rasi bintang salib (gubug penceng), perpanjangan garis diagonal yang memotong secara horizontal dari tempat kedudukan kita adalah sebelah selatan.
Memeperkirakan Cuaca
Tanda alam
- Jika hari terang/cerah
- Sebelum matahari terbenam, maka langit berwarna merah
- Di pagi hari terdapat embun dan kabut
- Di malam hari, bulan dan bintang bercahaya
Jika cuaca hujan/ kurang baik
- Awan gelap dan bergantung rendah
- Matahari tenggelam berwarna pucat
- Di pagi hari biasanya terdapat pelangi
- Di pagi hari udara terasa panas dan kering
Jika akan terjadi badai
- Terdapat hujan sebelum angin
- Matahari terbit dari balik awan
- Awan bergerak dengan garis-garis yang jelas
- Terjadinya pertukaran cuaca
- Terdapat banyak angin sebelum hujan, dan tidak jadi hujan
- Pagi hari udara terasa panas dan kering
Tanda dengan binatang
- Jika akan terjadi hujan, biasanya burung terbang rendah, semut-semut tetap berada di dalam sarangnya, dan di malam hari, cacing menimbun tanah berbutir, dan apabila hujannya lama, maka akan keluar dari lubangnya.
- Jika terjadi pergantian cuaca, maka semut akan keluar dari sarangnya, dan mondar-mandir, cacing tetap berada di dalam lubang, dan kelelawar terbang hingga senja.
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
adventure
- Pendakian Gunung Merbabu via Selo di Masa Pandemi
- tips Persiapan Mendaki di Masa Pandemi
- Teknik Navigasi Darat (Bag 2) Mengenal Peta
- Teknik Navigasi Darat (Bag 4) Teknik Peta dan Kompas
- Teknis Navigasi Darat (Bag 3) Mengenal Kompas
- Teknik Navigasi Darat
- Menikmati Suasana Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho
- Pendakian Gunung Kembang, Belajar Pentingnya Pendakian Edukatif
- Hidup Berdampingan, Berdamai Dengan OPM
- Pendakian Gunung Argopuro Via Baderan-Bremi
- “Ekspedisi 100 Hari di Puncak Gunung Merbabu” ngobrol-ngobrol langsung dengan mereka
- Refleksi 2016, Sudut Pandang Seorang Petualang
- Wisata ke Majalengka
- Saumlaki, Maluku Tenggara Barat
- Puncak Becici
- Wisata ke Belitung
- Jalan-Jalan ke Tanjung Puting
- Masyarakat Papua, Belum Begitu Membutuhkan Uang
- Kurullu, The Beauty of Wamena
- Singgah ke Kampung RKI (Rumah Kayu Indonesia)
- Trip Rinjani (part2)
- Krakatau
- Situs Budaya “Watu Dhukun” (Batu Purbakala)
- Desa Ranggu, Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat
Artikel
- Padat Karya Tunai Desa
- tips Persiapan Mendaki di Masa Pandemi
- Tips Naik Pesawat di Masa Pandemi
- Teknik Navigasi Darat (Bag 2) Mengenal Peta
- Teknik Navigasi Darat (Bag 4) Teknik Peta dan Kompas
- UGM VS UNY Kuat-Kuatan Berdiam Diri Terhadap Kemacetan Di Simpang Selokan
- “Ekspedisi 100 Hari di Puncak Gunung Merbabu” ngobrol-ngobrol langsung dengan mereka
- Saumlaki, Maluku Tenggara Barat
- Wisata ke Ambon
- Cahaya Dari Timur - Beta Maluku
- Berkaca Pada JBR Kemarin, Mari Kita Tertibkan Konvoi Motor di Jogja ke Depan
- BPJS KESEHATAN : JANGAN HANYA POMOSI, PERBAIKI JUGA SISTEM DI DALAMNYA
- Pertama Kali ke Sumatera Selatan
- Masyarakat Papua, Belum Begitu Membutuhkan Uang
- Di Timur Matahari, Wamena Yang Sebenarnya
- Ambulance Yang Tersandera
- BSM (Bantuan Siswa Miskin)
- Singgah ke Kampung RKI (Rumah Kayu Indonesia)
- PULANG
- Trip Rinjani (part2)
- Sepowerfull Apakah KPS (Kartu Perlindungan Sosial) itu ?
- Krakatau
- Angkringan Pak Panut
- Situs Budaya “Watu Dhukun” (Batu Purbakala)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan pembaca berkomentar dengan santun untuk memberikan saran dan masukan kepada kami, terimakasih.